Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen mobil mewah asal Jerman, Mercedes-Benz Group AG melaporkan penurunan penjualan pada kuartal III 2025. Dalam periode Juli hingga September, perusahaan hanya mengirimkan 441.500 unit kendaraan, turun 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penurunan tajam terjadi di dua pasar utama: Amerika Serikat dan China, masing-masing mencatat penurunan penjualan sebesar 17% dan 27%.
“Meski penjualan di Eropa, Amerika Selatan, dan negara-negara Teluk menunjukkan performa positif, hasil kuartal ketiga kami tetap tertekan oleh kondisi pasar di China,” ujar Mathias Geisen, anggota dewan manajemen Mercedes-Benz, dalam pernyataannya pada Selasa (7/10).
Dampak Tarif Impor AS dan Persaingan Ketat di China
Mercedes-Benz menjadi salah satu dari beberapa produsen mobil Jerman yang terpaksa menurunkan panduan keuangan (guidance) untuk tahun 2025.
Langkah tersebut diambil setelah industri otomotif Jerman menanggung biaya tambahan akibat tarif impor baru yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap mobil, suku cadang, dan material otomotif.
Baca Juga: IEU–CEPA Berlaku, Mercedes-Benz Siap Perluas Akses Pasar Otomotif Premium di RI
Sementara itu, di pasar China, penjualan merosot tajam karena persaingan yang semakin ketat dengan produsen mobil listrik lokal seperti BYD dan Nio, yang menawarkan harga lebih kompetitif dan teknologi baterai terbaru.
Penjualan Mobil Listrik Stagnan
Dalam laporan yang sama, Mercedes-Benz juga mencatat penjualan kendaraan listrik murni (Battery Electric Vehicles/BEV) yang stagnan dibanding tahun sebelumnya, dengan total 42.600 unit.
Angka tersebut menunjukkan tantangan yang dihadapi Mercedes dalam memperluas pangsa pasar mobil listrik, di tengah tekanan harga dari produsen mobil China dan meningkatnya biaya produksi global akibat tarif serta inflasi komponen.