Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Penjualan NFT melesat sepanjang 2021 di tengah ledakan popularitas aset kripto. Total penjualannya sepanjang tahun lalu hampir menembus US$ 25 miliar atau sekitar Rp 357 triliun.
Berdasarkan data DappRadar, volume penjualan NFT mencapai US$ 24,9 miliar pada tahun 2021, dibandingkan dengan hanya US$ 94,9 juta pada tahun sebelumnya. DappRadar mengumpulkan data di sepuluh blockchain yang berbeda, yang digunakan untuk merekam siapa yang memiliki NFT.
Namun, DappRadar melihat ada tanda-tanda melambatnya pertumbuhan penjualan NFT menjelang akhir tahun. “Sekitar 28,6 juta dompet memperdagangkan NFT pada tahun 2021, naik dari sekitar 545.000 pada tahun 2020,” kata DappRadar dikutip dari Reuters, Selasa (11/1).
Harga beberapa aset kripto yang mewakili barang digital seperti gambar, video, atau bahkan tanah di dunia virtual, naik begitu cepat tahun lalu sehingga spekulan terkadang 'membaliknya' untuk mendapatkan keuntungan dalam beberapa hari.
Baca Juga: Harga Bitcoin, Ethereum Dll Turun, Tapi Uang Kripto Ini Naik & Mendekati 10 Besar
Dunia seni dengan cepat mendapatkan uang, dengan satu karya seni NFT mengambil rekor US$ 69,3 juta pada penjualan Christie pada bulan Maret, dengan kisaran harga umum adalah US$ 100 hingga US$ 1.000. Sementara itu, beberapa merek top dunia, termasuk Coca Cola dan Gucci, juga telah menjual NFT.
Harga NFT yang paling dicari sangat fluktuatif. Harga jual rata-rata gambar CryptoPunk naik dari sekitar US$ 100.000 di bulan Juli menjadi hampir US$ 500.000 di bulan November. Pada Desember turun menjadi sekitar US$ 350.000.
Perkiraan volume bervariasi menurut penyedia data yang berbeda, tergantung pada apa yang disertakan. Transaksi yang berlangsung off-chain, seperti penjualan seni NFT besar di rumah lelang, sering kali tidak terekam oleh data.
CryptoSlam, yang juga melacak beberapa blockchain, mengatakan total penjualan tahun 2021 adalah US$ 18,3 miliar. NonFungible.com, yang hanya melacak blockchain Ethereum saja, menempatkan penjualan di 2021 mencapai US$ 15,7 miliar.
Ini berarti uang yang dihabiskan untuk NFT pada tahun 2021 kira-kira setara dengan jumlah yang dijanjikan pada COP26 untuk membantu negara-negara menghapus batubara, atau dana yang disediakan oleh Bank Dunia untuk membeli dan menyebarkan vaksin Covid-19.
Baca Juga: Tesla Siapkan Pembayaran DOGE, Harga Dogecoin Melompat Tinggi
Data pasar NFT terbesar, OpenSea, menunjukkan, penjualan NFT memuncak pada bulan Agustus, kemudian menurun pada bulan September, Oktober dan November sebelum meningkat lagi pada bulan Desember.
Ini tampaknya tidak berkorelasi dengan fluktuasi harga mata uang kripto, yang sering digunakan untuk membeli NFT, karena bitcoin dan eter naik pada periode September hingga November.
Sementara beberapa orang melihat NFT sebagai masa depan kepemilikan di dunia online dengan membeli NFT sebagai mosi percaya dalam pengembangan metaverse, masih banyak orang yang bingung mengapa begitu banyak uang yang dihabiskan untuk barang-barang yang tidak secara fisik ada.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature, hanya 10% pedagang yang menyumbang 85% dari semua transaksi NFT.