Reporter: Arthur Gideon, Bloomberg | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Angka penjualan ritel di Amerika Serikat (AS) untuk September diprediksi melemah. Indikator daya beli masyarakat AS itu kembali loyo karena penjualan mobil kembali melandai.
Penjualan otomotif yang lesu terlihat dari sepinya showroom mobil sesuai Cash for Clunkers. Program Cash for Clunkers merupakan agenda pemerintahan Barrack S. Obama yang membantu masyarakat AS untuk menukar mobil tua dengan mobil baru. Jadi, angka penjualan mobil di Amerika Serikat bisa tercatat tinggi.
Begitu program Cash for Clunkers berakhir, angka penjualan mobil kembali lesu. Program Cash for Clunkers yang berlangsung selama Agustus berhasil mengangkat penjualan otomotif di bulan tersebut, lebih tinggi 2,7% dari bulan Juli. Bahkan, penjualan selama Agustus merupakan penjualan tertinggi sepanjang 2009.
Namun kenaikan penjualan itu tidak bertahan lama. Angka penjualan September kembali menukik turun 2,1% dibandingkan penjualan di bulan Agustus. General Motor dan Chrysler merupakan produsen mobil yang mengalami penurunan angka penjualan paling tinggi di September.
Jika penjualan mobil tidak dihitung, indeks penjualan ritel di AS kemungkinan besar hanya tumbuh 0,2% . Padahal di bulan sebelumnya, indeks kenaikan belanja ritel mencapai 1,1%. Program Cash for Clunkers memang jitu meningkatkan konsumsi.
Penurunan angka penjualan mobil pada bulan September kemarin menandakan pengeluaran alias belanja rumah tangga tidak bisa bertahan tinggi, tanpa insentif dari Pemerintah AS. Maklumlah, setahun ini angka pengangguran di AS masih tetap tinggi.
Janji Bernanke
Angka penjualan barang ritel menunjukkan seberapa besar kepercayaan konsumen AS terhadap situasi ekonomi. Dan, hasil indeks belanja ritel di bulan September memperlihatkan pemerintah Negeri Paman Sam itu masih harus bekerja keras merancang program stimulus.
Angka indeks ritel ini juga menentukan kebijakan moneter yang akan diambil Federal Reserves alias The Fed dalam sebulan mendatang. Sebelum data indeks terbit, The Fed sempat percaya diri bahwa konsumsi atau belanja rumah tangga sudah kembali mengalami pertumbuhan.
Ini terlihat dari pernyataan Chairman The Fed Ben S. Bernanke yang menyatakan AS akan kembali ke kebijakan ketat, "Kebijakan pengetatan moneter ini bertujuan mencegah munculnya masalah inflasi tinggi di masa depan," ujar Bernanke.