kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan senjata AS melonjak di tengah pandemi, kerusuhan sosial, kecemasan pemilu


Jumat, 16 Oktober 2020 / 05:36 WIB
Penjualan senjata AS melonjak di tengah pandemi, kerusuhan sosial, kecemasan pemilu
ILUSTRASI. Penjualan senjata api di AS semakin meningkat menjelang pemilihan umum presiden. ANTARA FOTO/Kahfie Kamaru/aww.


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Menurut wawancara Reuters dengan lebih dari selusin pakar industri, akademisi senjata dan pemilik toko, pasar itu melebar tahun ini dengan memasukkan serbuan baru pembeli pertama kali, termasuk banyak wanita, minoritas, dan pembeli liberal politik yang dulu tidak akan mempertimbangkan kepemilikan senjata.

“Orang yang biasanya tidak berpikir tentang senjata api dipaksa untuk merenungkan sesuatu di luar alam semesta mereka,” kata Dan Eldridge, pemilik Maxon Shooter’s Supplies and Indoor Range di pinggiran Chicago dari Des Plaines, Illinois.

Menurut analis industri senjata AS, jumlah pembeli senjata pertama kali melonjak tahun ini. CEO dari produsen senjata utama Smith & Wesson Brands Inc Mark Peter Smith memperkirakan, senjata api neophytes menyumbang sekitar 40% dari penjualan tahun ini, naik dua kali lipat rata-rata nasional dalam beberapa tahun terakhir. 

Baca Juga: Serang balik, China sebut AS adalah ancaman terbesar bagi perdamaian dunia

Dalam panggilan telepon 2 September, CEO Sportsman's Warehouse Holdings Inc Jon Barker mengatakan perusahaan memperkirakan bahwa 5 juta orang membeli senjata api untuk pertama kalinya di seluruh industri dalam tujuh bulan pertama tahun ini. Angka tersebut cocok dengan angka yang baru-baru ini dikeluarkan oleh National Shooting Sports Foundation, sebuah grup perdagangan, berdasarkan survei pengecer nasional.

Melansir Reuters, baik perusahaan senjata maupun pemerintah tidak merilis data terperinci tentang penjualan senjata api atau demografi pembeli. Sistem Pemeriksaan Latar Belakang Pidana Instan Nasional (NICS) FBI menunjukkan peningkatan aktivitas sebesar 41% selama sembilan bulan pertama tahun ini, dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, yang merupakan tahun rekor. 

Dengan 28,8 juta pemeriksaan latar belakang hingga akhir September, lonjakan tahun ini telah melampaui angka tertinggi sepanjang masa tahun lalu yaitu 28,4 juta.

Selanjutnya: Kerusuhan dan penjarahan kembali terjadi di Chicago, ini penyebabnya




TERBARU

[X]
×