kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pentagon cari pasokan 100.000 kantong mayat bagi warga sipil yang terjangkit corona


Kamis, 02 April 2020 / 07:55 WIB
Pentagon cari pasokan 100.000 kantong mayat bagi warga sipil yang terjangkit corona
ILUSTRASI. Logo Pentagon. REUTERS/Al Drago


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pentagon berupaya menyediakan hingga 100.000 kantong mayat untuk digunakan oleh otoritas sipil karena wabah virus corona semakin memburuk di Amerika Serikat. Sebelumnya Gedung Putih memprediksi, tingkat kematian akibat corona di Amerika merupakan akan melonjak dalam beberapa minggu mendatang.

Seorang pejabat Pentagon mengatakan kepada Reuters, Badan Manajemen Darurat Federal AS telah meminta 100.000 kantong mayat ke Departemen Pertahanan AS.

Sementara, pejabat itu menambahkan, Badan Logistik Pertahanan (DLA) menjalin kerjasama dengan kontraktor saat ini terkait dengan penambahan kapasitas tambahan.

Baca Juga: Trump: Ini akan jadi dua minggu yang sangat, sangat menyakitkan

Pengiriman awal akan dikirim dari persediaan cadangan milik DLA. Di saat yang bersamaan, kontraktor akan meningkatkan produksinya. Dijelaskan pula, DLA belum mengetahui tanggal pasti pengiriman barang. Namun, FEMA menginginkan barang itu dikirimkan sesegera mungkin setelah siap.

Sebelumnya, Bloomberg melaporkan bahwa Pentagon sedang mencari lebih banyak kantong mayat dan akan menggunakan cadangan yang dimiliki sebanyak 50.000 kantong mayat.

Baca Juga: Gedung Putih prediksi kasus kematian akibat corona di AS bisa capai 100.000 orang

Seorang juru bicara FEMA yang diwawancarai Bloomberg mengatakan bahwa agensi tersebut membuat rencana bijaksana untuk kebutuhan masa depan, termasuk persiapan untuk kebutuhan kamar mayat dari negara bagian AS.

Unit Dukungan Pasukan DLA bertanggung jawab mengelola persediaan Pentagon untuk nilon hijau dan kantong mayat, yang biasanya digunakan di zona perang.

Langkah ini dilakukan ketika Amerika Serikat melihat peningkatan jumlah kematian akibat wabah virus corona. Penghitungan Reuters menunjukkan sudah lebih dari 4.500 kasus kematian akibat corona dan 200.000 orang lebih yang terinfeksi di negara itu.

Presiden Donald Trump dan penasihat kesehatannya mendesak warga Amerika untuk mengikuti langkah-langkah menjaga jarak fisik yang ketat menjelang "dua minggu yang sulit".




TERBARU

[X]
×