Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Donald Trump memperingatkan warganya tentang dua minggu ke depan yang "menyakitkan" dalam memerangi virus corona. Pasalnya, jumlah kematian akibat virus ini di AS meningkat tajam yang diprediksi bisa mencapai ratusan ribu orang, meskipun sudah dilakukan kebijakan jarak sosial yang ketat.
Dalam konferensi persnya pada Selasa (31/1/2020) yang mungkin paling suram sampai saat ini tentang pandemi, Trump, telah menghadapi kritik karena mengecilkan ancaman wabah dalam fase awal. Kini, dia mendesak penduduk untuk memperhatikan panduan untuk membatasi kelompok agar tidak lebih dari 10 orang, bekerja dari rumah dan tidak makan di restoran atau bar.
Baca Juga: Putin kirim pasokan medis untuk bantu AS perang melawan virus corona
“Sangat penting bagi warga Amerika untuk mengikuti pedoman selama 30 hari ke depan. Ini masalah hidup dan mati, "kata Trump melansir Reuters.
Koordinator virus corona Gedung Putih, Deborah Birx, memperlihatkan grafik yang menunjukkan data dan pemodelan yang menunjukkan lompatan besar kematian hingga kisaran 100.000 hingga 240.000 orang dari virus dalam beberapa bulan mendatang.
Angka itu didasarkan pada orang Amerika setelah upaya mitigasi. Salah satu grafik Birx menunjukkan sebanyak 2,2 juta orang diproyeksikan untuk mati tanpa langkah-langkah seperti itu. Statistik ini yang mendorong Trump untuk membatalkan rencana yang diartikulasikannya minggu lalu untuk membuat ekonomi AS kembali bergerak pada Paskah pada 12 April.
Baca Juga: Trump mulai panik terhadap wabah virus corona yang mengancam warga AS
Presiden mengatakan dua minggu ke depan akan "sangat-sangat menyakitkan." Pemodelan menunjukkan, jumlah kematian di seluruh negara akan meningkat dan mencapai puncaknya sekitar pertengahan April.
"Kami ingin orang Amerika bersiap-siap untuk hari-hari sulit yang terbentang di depan," kata Trump, yang memprediksi cahaya di ujung terowongan setelah itu.