Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat mengatakan bahwa Rusia pada minggu lalu meluncurkan senjata anti satelit yang sekarang berada di orbit yang sama dengan satelit pemerintah Amerika. Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Pentagon Mayjen Pat Ryder pada hari Selasa (21/5/2024).
“Apa yang saya lacak di sini adalah pada tanggal 16 Mei, seperti yang Anda soroti, Rusia meluncurkan satelit ke orbit rendah Bumi yang kami nilai kemungkinan merupakan senjata anti satelit yang mungkin mampu menyerang satelit lain di orbit rendah Bumi,” kata Ryder ketika ditanyai oleh ABC News tentang informasi tersebut, yang diumumkan pada Selasa pagi oleh Robert Wood, wakil duta besar AS untuk PBB.
Melansir ABC News, Ryder melanjutkan, Rusia mengerahkan senjata anti satelit baru ini ke orbit yang sama dengan satelit pemerintah AS.
“Dan penilaian lebih lanjut menunjukkan karakteristik yang menyerupai muatan ruang angkasa yang dikerahkan sebelumnya pada tahun 2019 dan 2022,” tambahnya.
“Jelas, itu adalah sesuatu yang akan terus kami pantau,” tambah Ryder.
Ryder menyatakan bahwa AS mempunyai tanggung jawab untuk siap melindungi dan mempertahankan domain antariksa dan memastikan dukungan yang berkelanjutan dan tidak terputus terhadap kekuatan gabungan.
"Dan kami akan terus menyeimbangkan kebutuhan untuk melindungi kepentingan kami di luar angkasa dengan keinginan kami untuk melestarikan lingkungan luar angkasa yang stabil dan berkelanjutan," tegasnya.
Baca Juga: Alasan Penghianatan, Pakar Hipersonik Rusia Berusia 77 Tahun Ini Dibui 14 Tahun
Ketika ditanya apakah senjata penangkal luar angkasa Rusia menimbulkan ancaman terhadap satelit AS, ini jawaban Ryder.
"Ya, itu adalah senjata penangkal luar angkasa yang berada di orbit yang sama dengan satelit pemerintah AS," jelasnya.
Meskipun ada persyaratan untuk membuat pemberitahuan terlebih dahulu melalui udara dan laut untuk peluncuran ruang angkasa, Ryder tidak akan membahas apakah AS mengetahui sebelumnya bahwa peluncuran tersebut berisi jenis senjata anti satelit tertentu.
Mengutip airandspaceforces.com, pejabat Angkatan Luar Angkasa dan Komando Luar Angkasa AS mengatakan bahwa Rusia dan China meningkatkan upaya counterspace mereka, mengembangkan dan menguji senjata baru seperti laser untuk menyilaukan satelit, “boneka bersarang”, dan satelit “grappling” yang dapat menarik satelit lain keluar dari orbitnya.
Baca Juga: Vladimir Putin Kembali Menunjuk Ekonom untuk Posisi Wakil Menhan
Jenderal CSO B. Chance Saltzman mengatakan bahwa Angkatan Luar Angkasa AS akan mendukung “kampanye counterspace yang bertanggung jawab” untuk melawan ancaman tersebut sambil memastikan ruang angkasa tetap dapat digunakan oleh semua negara.