Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pada bulan Juni 2019, jumlah penumpang yang diangkut oleh Grup Singapore Airlines (diukur dalam pendapatan penumpang per kilometer) mengalami peningkatan sebesar 8,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Hal tersebut melebihi pertumbuhan kapasitas (diukur dalam jumlah kursi yang tersedia per kilometer) sebesar 6,5%. Tingkat keterisian penumpang atau passanger load factor (PLF) mengalami peningkatan sebesar 1,6 poin persentase menjadi 86,2%.
Menurut siaran pers yang dikirimkan oleh Moudy Alfiana, Media Relations Singapore Airlines Group, PLF maskapai Singapore Airlines meningkat sebesar 1,8 poin persentase dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 86,7%.
“Jumlah penumpang yang diangkut meningkat sebesar 10,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara kapasitas bertambah sebesar 7,8%,” tulisnya pada Selasa (16/7). PLF meningkat pada seluruh wilayah rute penerbangan, kecuali wilayah Amerika yang mengalami penurunan.
Sementara untuk SilkAir, jumlah penumpang yang diangkut mengalami peningkatan sebesar 6,3%, sementara kapasitas mengalami penurunan sebesar 0,5%. Pengalihan beberapa rute penerbangan ke Scoot dan penarikan armada Boeing 737 MAX 8 dari layanan telah mempengaruhi kapasitas SilkAir. PLF mengalami peningkatan sebesar 5,2 poin persentase menjadi 81,0%, dengan peningkatan pada seluruh wilayah penerbangan.
Jumlah penumpang yang diangkut oleh Scoot juga mengalami pertumbuhan sebesar 3,7%, sedikit lebih rendah ketimbang kenaikan kapasitas sebesar 4,5%. Akibatnya, PLF Scoot mengalami penurunan sebesar 0,7 poin persentase menjadi 86,2%. PLF Scoot meningkat di wilayah Asia Barat, sementara wilayah Asia Timur dan wilayah lainnya mengalami penurunan sebagaimana permintaan tidak dapat mengimbangi peningkatan kapasitas. Pada bulan Juni 2019, Scoot meluncurkan rute baru dari Singapura menuju Changsha dan Kunming, dimana rute ini sebelumnya dilayani oleh SilkAir.
Tingkat keterisian kargo (CLF) mengalami penurunan sebesar 2,3% yang disebabkan oleh penurunan lalu lintas kargo (diukur dalam ton beban kargo per kilometer) sebesar 2,4%, sementara kapasitas meningkat sebesar 1,6%. CLF di seluruh wilayah rute mengalami penurunan, kecuali Amerika.