Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tesla (TSLA.O) menghadapi tahun yang sulit di pasar Eropa.
Penjualan mobil listrik (EV) perusahaan asal Amerika Serikat ini kembali merosot pada Agustus 2025 di sejumlah negara utama, meskipun terdapat pengecualian di Norwegia dan Spanyol.
Tekanan dari pesaing, terutama BYD asal Tiongkok, serta kontroversi seputar CEO Elon Musk, semakin memperburuk posisi Tesla di kawasan tersebut.
Penurunan Registrasi di Beberapa Negara
Data terbaru menunjukkan penurunan tajam registrasi mobil Tesla di berbagai pasar:
-
Prancis: turun 47,3% dibanding Agustus 2024, meskipun pasar mobil secara keseluruhan tumbuh 2,2%.
-
Swedia: anjlok lebih dari 84%, sementara pasar otomotif naik 6%.
-
Denmark: turun 42%.
-
Belanda: penurunan mencapai 50%.
Sebaliknya, penjualan Tesla di Norwegia naik 21,3%, dan di Spanyol melonjak 161%. Namun, pertumbuhan tersebut masih kalah jauh dibandingkan dengan BYD.
Baca Juga: Penjualan Mobil Baru di Eropa Naik 5,9% pada Juli 2025: Dominasi Tesla Tergeser BYD
BYD Terus Mendominasi Pertumbuhan
Di Norwegia, BYD mencatat lonjakan registrasi hingga 218%, mengungguli Tesla. Sementara itu, di Spanyol, BYD membukukan peningkatan lebih dari 400%, menjual 1.827 unit dibanding 1.435 unit Tesla pada Agustus.
Secara kumulatif sepanjang 2025, BYD di Spanyol melonjak 675% menjadi 14.181 unit, sedangkan Tesla hanya naik 11,6% menjadi 9.303 unit.
Para analis menilai Tesla kesulitan bersaing di pasar Eropa karena beberapa alasan utama:
-
Lineup terbatas: Tesla belum merilis model massal baru sejak Model Y pada 2020.
-
Pasar makin kompetitif: Produsen Tiongkok dan Eropa membanjiri pasar dengan model-model baru.
-
Model Y yang direvisi: meskipun diluncurkan kembali pada Juni 2025, penjualannya di Denmark dan Swedia justru anjlok masing-masing 46,5% dan 87%.
Menurut Matthias Schmidt, analis pasar otomotif Eropa di Schmidt Automotive, penurunan ini membuktikan bahwa pernyataan Musk mengenai “tidak adanya masalah volume penjualan di Eropa” tampak tidak realistis. Tercatat, pangsa pasar Tesla di Eropa Barat turun dari 2,5% pada 2024 menjadi 1,7% pada paruh pertama 2025.
Faktor Politik dan Reputasi Elon Musk
Selain persaingan produk, citra Elon Musk juga memicu masalah bagi Tesla di Eropa. Dukungannya terhadap Donald Trump dalam pemilu AS serta kedekatannya dengan partai sayap kanan Eropa memicu boikot konsumen.
Menurut survei Electrifying.com, lebih dari 50% responden menyatakan bahwa sikap Musk membuat mereka enggan membeli Tesla. CEO Electrifying.com, Ginny Buckley, menegaskan bahwa pengaruh Musk kini semakin mempolarisasi konsumen.
Baca Juga: Tesla Evakuasi Fasilitas Pabriknya di Jerman Setelah Kebakaran
Pasar Mobil Bekas Tekan Penjualan Baru
Harga mobil Tesla bekas yang semakin murah juga ikut menekan penjualan unit baru. Tesla melakukan pemotongan harga besar sejak 2023, yang membuat nilai jual kembali turun drastis.
Di Inggris, data dari Marketcheck menunjukkan:
-
Penjualan Tesla bekas pada Juli 2025 naik 270%.
-
Harga rata-rata Model Y bekas turun 41% dibanding Juli 2023.
Fenomena ini menunjukkan konsumen lebih memilih membeli Tesla bekas dengan harga lebih rendah dibandingkan model baru yang nilainya cepat terdepresiasi.