Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
LISABON. Teresa Paiva melangkah masuk ke Banco Espirito Santo SA di Lisabon, pada 7 Agustus lalu. Ia mengira pria bersenjata di dalam bank itu adalah penjaga keamanan. Tak dinyana, pria itu adalah salah satu perampok bank yang akan menyekapnya bersama lima orang sandera lainnya.
Kini, tingkat kriminalitas di Portugal kian meningkat seiring dengan melambatnya perekonomian di negara itu. Dalam enam bulan pertama tahun ini, sudah terjadi 100 perampokan bank. Separuh lebih dari kasus itu terjadi di Kota Lisabon.
Sepanjang tahun lalu, perampokan bank di Portugal terjadi 108 kali. Selain itu, data Departemen Dalam Negeri juga menyebut perampokan mobil di semester satu 2008 melonjak lebih dari 50% dari periode yang sama tahun lalu.
Menurut Pedro do Carmo, Asisten Direktur Judicial Police, lembaga intelijen Portugal, krisis ekonomi mengakibatkan warga makin miskin dan sulit memenuhi kebutuhannya. Akhirnya, "Banyak orang yang terpaksa terlibat dalam kriminalitas," ujar do Carmo.
Pendapatan per kapita negara itu sekitar 27% di bawah rata-rata negara Uni Eropa. Dengan angka itu, Portugal menjadi negara termiskin di antara 15 negara Uni Eropa lainnya, di luar bekas negara-negara blok komunis.
Bank of Portugal, bank sentral negaranya Cristiano Ronaldo itu, telah memangkas pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 1,2% dari prediksi di awal tahun yang masih sebesar 2%. Tingkat penganggurannya kini mencapai angka sekitar 7,3%.
Menuntut Mendagri Mundur
Jaksa Umum Portugal Fernando Pinto Monteiro bilang, polisi akan membentuk unit khusus untuk memerangi kriminalitas yang kian mewabah. Kriminalitas itu bukan lagi perampokan atau pencurian ringan, melainkan perampokan dan kejahatan bersenjata. Bulan lalu, misalnya, perampok membobol sebuah toko perhiasan dan membunuh sang pemilik toko.
Perampokan seperti yang kita tonton di film terjadi di Portugal. Surat kabar lokal Correio da Manha menulis, para perampok bersenjata yang mengendarai tiga mobil menyetop sebuah truk di jalan tol.
Media dan lawan politik mengkritik ketidakmampuan pemerintah mengatasi masalah ini. Akibatnya, "Kriminalitas dengan kekerasan tumbuh dan terorganisir," ujar Angelo Correia, mantan Menteri Dalam Negeri dan anggota partai oposisi Social Democrats.
Partai Correia pada 22 Agustus silam menuntut Medagri Rui Pereira mundur. Namun, Pereira menolak. Ia mengatakan akan mempekerjakan 2.000 polisi baru tahun depan.
Hingga tahun 2012, Pereira akan menggandakan investasi bidang keamanan. Seperti kantor polisi, mobil polisi, senjata, komputer, dan sistem komunikasi.