Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kejayaan pusat perdagangan Penang di masa lalu tampaknya akan kembali terulang. Kala itu perusahaan India Timur, Inggris, dan Belanda mengadu peruntungan di kawasan ini.
Tak heran, perang dagang berkepanjangan antara China dan Amerika Serikat bakal menguntungan kasawan kolonial Malaysia tersebut.
Mengutip Bloomberg pada Minggu (24/11), Penang mencatat kenaikan investasi asing langsung sebesar 136% secara tahunan menjadi 8,7 miliar ringgit Malaysia atau setara US$ 2,1 miliar pada paruh pertama 2019.
Baca Juga: Simak dampak pembubaran enam produk reksadana Minna Padi terhadap pergerakan IHSG
"Tahun ini kami melakukan lebih baik dari tahun lalu. Dan kami tahu tahun depan kami akan melakukan yang lebih baik dari tahun ini. Perang dagang ini, saya pikir sebagai berkah," kata Chuah Choon Bin, ketua eksekutif Pentamaster Corp. Bhd yang membuat peralatan untuk industri manufaktur dan industri semikonduktor.
Perusahaan yang berbasis di Penang ini telah menambah 10 pelanggan tahun ini. Tujuh dari klien barunya berasal dari Cina, yang memiliki ambisi untuk menjadi mandiri dalam hal chip.
Penang, seperti halnya sebagian besar Malaysia, sedang bergulat dengan pengangguran yang melonjak pada akhir 1960-an. Lantaran pemerintah daerah menyusun cetak biru untuk mendiversifikasi ekonomi dari karet dan pertanian.
"Kala itu, Negara melakukan upaya menarik menarik perusahaan multinasional,” kata Loo Lee Lian, kepala eksekutif Invest Penang, sebuah organisasi nirlaba yang bekerja erat dengan pemerintah.
Pulau ini menjadi rumah bagi zona perdagangan bebas pertama di Malaysia, yang menarik banyak perusahaan multinasional seperti Advanced Micro Devices, Hewlett Packard, dan Intel.
Baca Juga: Outsanding industri penjaminan kredit September 2019 turun menjadi Rp 233,1 triliun
Peringkat mereka telah tumbuh selama bertahun-tahun sebagai taman industri baru muncul di negara bagian. Saat ini, Penang menawarkan tingkat pengangguran hanya 2,2%, lebih dari titik penuh di bawah rata-rata nasional.
Meskipun sukses pada awal, pentingnya Penang sebagai pusat manufaktur elektronik meredup dalam beberapa tahun terakhir di samping kota-kota Cina yang sedang naik daun seperti Shenzhen.