CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.930   -39,00   -0,25%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Perangi Inflasi, Bunga The Fed Naik 75 Basis Poin Jadi 1,5%-1,75%


Kamis, 16 Juni 2022 / 05:40 WIB
Perangi Inflasi, Bunga The Fed Naik 75 Basis Poin Jadi 1,5%-1,75%
ILUSTRASI. Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed menaikkan suku bunga 75 basis poin pada Rabu (15/6).


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve menaikkan suku bunga 75 basis poin pada Rabu (15/6). Ini merupakan kenaikan suku bunga terbesar yang pernah dilakukan The Fed lebih dari seperempat abad.

Kenaikan bunga The Fed ini untuk membendung laju inflasi AS yang melejit tinggi. Kini bunga The Fed berada di kisaran 1,5%-1,75%.

Tetapi komitmen hawkish The Fed untuk mengendalikan inflasi telah memicu pengetatan luas. Terutama ke pasar kredit perumahan dan kemungkinan juga akan memperlambat permintaan di seluruh perekonomian.

Reuters melaporkan, masih ada kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed sepanjang sisa tahun ini, mungkin termasuk kenaikan tambahan 75 basis poin, dengan suku bunga dana federal akan mencapai 3,4% pada akhir tahun ini.

Baca Juga: The Fed Diprediksi Akan Kerek Suku Bunga Acuan, Rupiah Berpotensi Lanjut Melemah

Suku bunga ini akan menjadi level tertinggi sejak Januari 2008. Proyeksi The Fed menunjukkan, suku bunga ini akan memperlambat ekonomi dalam beberapa bulan mendatang dan menyebabkan peningkatan pengangguran.

"Kami tidak berusaha membuat orang kehilangan pekerjaan," kata Ketua Fed Jerome Powell pada konferensi pers setelah akhir pertemuan kebijakan The Fed.

Ia menambahkan bahwa The Fed "tidak berusaha menginduksi resesi. "

"Tujuan kami sebenarnya adalah untuk menurunkan inflasi menjadi 2% sementara pasar tenaga kerja tetap kuat. Yang menjadi lebih jelas adalah bahwa banyak faktor yang tidak kami kendalikan akan memainkan peran yang sangat signifikan dalam memutuskan apakah itu mungkin atau tidak. " kata Powell, mengutip perang di Ukraina dan kekhawatiran pasokan global.

"Ada jalan bagi kita untuk sampai ke sana ... Ini tidak semakin mudah. ​​Ini semakin menantang," katanya.

Baca Juga: Tren Bunga Tinggi, Return Reksadana Pasar Uang Terkerek



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×