Reporter: Ferry Saputra | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Regulator pasar China mengatakan Tesla Inc akan memperbaiki perangkat lunak terkait sistem pengereman di 1 juta lebih kendaraan. Langkah itu dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Melansir Reuters, Senin (15/5), tindakan tersebut digambarkan sebagai penarikan produk di bawah peraturan China. Mulai 29 Mei 2023, produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) tersebut akan mengeluarkan pembaruan perangkat lunak terkait pengereman untuk 1,1 juta unit mobil Model S, X, 3, dan Y, baik yang diimpor maupun yang dibuat di China.
Regulator mengatakan bahwa kendaraan-kendaraan milik Tesla tidak memungkinkan pengemudi untuk mematikan pengereman regeneratif atau memberikan peringatan yang cukup ketika pengemudi menginjak pedal gas dengan keras. Hal itu diyakini dapat meningkatkan risiko tabrakan.
Adapun pembaruan akan mengembalikan opsi untuk mematikan pengereman regeneratif dan memperingatkan pengemudi ketika mereka menginjak pedal gas dengan keras.
Baca Juga: CEO Twitter Resmi Berganti dari Elon Musk Ke Linda Yaccarino, Cek Profil Linda
Sebagai informasi, pengereman regeneratif berfungsi untuk menghemat energi dalam memperlambat mobil, kemudian memberikan kelebihan energi ke baterai untuk meningkatkan jarak tempuh. Tesla telah menonaktifkan opsi untuk mematikan sistem tersebut pada mobil yang diproduksi setelah 2020.
Analis Morningstar Seth Goldstein melihat pembaruan perangkat lunak suatu hal yang cukup ringan dilakukan, jika dibandingkan dengan penarikan besar yang mana pelanggan harus membawa mobil mereka ke bengkel untuk diperbaiki.
Sementara itu, National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) pada Jumat (12/5), mengatakan bahwa mereka mengetahui adanya penarikan di China dan sedang mengumpulkan lebih banyak informasi dari produsen.
Baca Juga: Per April 2023, Tesla Mengirimkan 75.842 Kendaraan Listrik dari Pabrik Shanghai China
Beberapa konsumen di China menyambut baik teknologi tersebut yang juga dikenal sebagai one-pedal driving. Sebab, memungkinkan pengemudi untuk membuat kendaraan berhenti total tanpa menggunakan pedal rem.
Namun, sebagian lain mengeluhkan bahwa teknologi tersebut dapat membingungkan pengemudi dan meningkatkan risiko salah menginjak pedal gas.
Usut punya usut, semua itu berawal dari penyelidikan Kepolisian China tentang kecelakaan yang melibatkan mobil Tesla Model Y sehingga menewaskan seorang pengendara sepeda motor, seorang siswi SMA, dan tiga orang terluka pada November 2022. Saat itu, pengemudi kehilangan kendali atas mobil yang dibawanya sehingga menyebabkan korban jiwa.
Pada saat itu, Tesla mengatakan rekaman video menunjukkan lampu rem mobil tidak menyala ketika mobil melaju kencang. Hal itu diperkuat dengan data yang menunjukkan masalah seperti tidak ada tindakan untuk menginjak rem selama mobil melaju.