Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Deutsche Bank telah mengadakan pembicaraan berulang kali dengan pembeli potensial dari beberapa aset tersebut selama dua tahun terakhir, kata sejumlah sumber. Penjualan tidak terjadi karena harga yang ditawarkan akan mengakibatkan kerugian ratusan juta euro bagi bank, kata mereka.
"Keputusan bank untuk mempertahankan derivatif, daripada menjualnya pada nilai pasar saat ini, adalah langkah strategis," terang Bendahara Grup Dixit Joshi. Namun Ia menolak mengomentari soal angka € 500 juta.
Baca Juga: IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi ASEAN 5 turun tipis
"Metrik yang kami lihat adalah berapa banyak modal yang kami bebaskan dari unit pelepasan modal, setelah dikurangi biaya apa pun yang terkait dengannya," katanya.
"Pada akhir proses, CRU (unit pelepasan modal) akan melepaskan modal besar yang memungkinkan kami untuk melakukan restrukturisasi," ujat dia
Derivatif itu sendiri tidak menimbulkan kerugian, tetapi peraturan global yang diperkenalkan setelah krisis keuangan telah memaksa bank untuk menahan lebih banyak modal terhadap mereka. Ini berarti Deutsche Bank tidak dapat menggunakan aset itu untuk investasi yang lebih menguntungkan.
Baca Juga: FBI ingatkan kongres, Rusia masih berupaya menganggu pemilihan presiden AS 2020
Angka € 500 juta diukur oleh seberapa banyak persyaratan modal terseret pada pengembalian Deutsche Bank atas ekuitas berwujud. Angka ini adalah ukuran utama dari seberapa banyak keuntungan yang dihasilkan bank dari dana pemegang saham.
Keuntungan derivatif sering dibukukan secara keseluruhan ketika perdagangan dilakukan. Tetapi aset-aset tersebut ada di buku bank selama jangka waktu tersebut, artinya bank harus menahan modal dan mengambil keuntungan atau kerugian karena pasar telah mempengaruhi nilainya.
Rencana derivatif Deutsche Bank adalah bagian dari restrukturisasi yang lebih luas, di mana bank ini akan melakukan PHK kepada 18.000 pekerja di seluruh dunia.
Baca Juga: Uber meluncurkan platform pengangkutan di Jerman
