Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Seorang pilot senior Boeing Co mengatakan bahwa ia mungkin telah secara tidak sengaja menyesatkan para regulator. Serangkaian pesan internal sejak 2016 yang dipublikasikan Jumat ini membawa Boeing ke krisis baru.
Pesan-pesan ini menyebabkan saham Boeing anjlok 6,8% kemarin. Federal Aviation Administration (FAA) meminta penjelasan segera kepada Boeing. Kongres pun merilis panggilan baru untuk Boeing.
Dalam transkrip pesan singkat antara dua karyawan, kepala pilot teknis 737 MAX saat itu, Mark Forkner, mengajukan pertanyaan tentang kinerja sistem anti-stall MCAS di pesawat. Sistem ini terkait dengan kecelakaan di Indonesia dan Ethiopia yang menewaskan total 346 orang. Dalam pertukaran dengan pilot Boeing lain, Forkner mengatakan kinerja MCAS di simulator itu tidak terkendali.
Baca Juga: Wall Street tertekan Boeing, Johnson & Johnson, dan ekonomi China
Pesan-pesan tersebut, yang diberikan oleh sumber-sumber kepada Reuters, tampaknya merupakan pengamatan publik pertama yang diketahui bahwa MCAS bergerak liar selama pengujian sebelum pesawat memasuki layanan.
Forkner mengatakan dalam satu pesan teks, "Saya pada dasarnya berbohong kepada para regulator (tanpa sadar)." Karyawan lain membalas bahwa "Itu tidak bohong, tidak ada yang memberi tahu kita bahwa itu adalah masalah MCAS."
Forkner menjawab segera setelah itu. "Memang saya payah dalam terbang, tetapi bahkan ini mengerikan." Pada pesan yang lain, Forkner mengatakan "Masih ada beberapa masalah mendasar yang nyata dalam simulator."
Baca Juga: Setelah Boeing 737 NG, giliran Airbus SE A220 yang bermasalah
"Jika Anda membaca seluruh obrolan, jelas bahwa tidak ada 'kebohongan,'" kata David Gerger, pengacara Forkner melalui email kepada Reuters, Jumat (18/10)..
“Simulator itu tidak bisa dibaca dengan benar dan harus diperbaiki agar bisa terbang seperti pesawat sungguhan. Karier Mark - di Angkatan Udara, di FAA, dan di Boeing - adalah tentang keselamatan. Dan berdasarkan semua yang dia tahu, dia benar-benar berpikir pesawat ini aman," imbuh Gerger.
Forkner tidak lagi dipekerjakan oleh Boeing. The Seattle Times melaporkan pada bulan September bahwa dia berulang kali meminta hak Amandemen Kelima untuk tidak menyerahkan dokumen yang diminta oleh Departemen Kehakiman.