kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Perdagangan China Mulai Kolaps


Senin, 09 Februari 2009 / 15:18 WIB
Perdagangan China Mulai Kolaps


Sumber: Bloomberg |

BEIJING. Dolar Taiwan kini mulai merasakan imbas dari perekonomian China yang tergebuk oleh penurunan ekspor.

Changshu Shengtian Knitting & Clothing Co. di China telah menghentikan pesanan pakaian dari Taiwan tahun ini dan mulai membeli pakaian dari pabrikan lokal yang lebih murah. Menurut Tang Zhenya, Salesman untuk sebuah perusahaan di sebelah Timur Changshu, belum ada pertanda baik akan adanya peningkatan pesanan dari pasar liar. "Maka kami kembali ke supplier dari dalam negeri yang lebih murah.

Pihak bea dan cukai China melaporkan bahwa impor dari wilayah lain di Asia merosot menjadi US$ 43 miliar pada bulan Desember, menciut sangat besar dari bulan Juli yang sempat menyentuh US$ 70 miliar. Negara-negara di Asia yang bergantung pada ekspor dari negara tetangganya akan menderita lebih dario 39% di bidang perdagangan. Hal ini tercuat oleh CLSA Asia-Pacific Markets, yang telah memprediksikan bahwa perekonomian Taiwan dan Singapura akan terjungkal sedikitnya 10% tahun ini.

Barclays Plc dan Morgan Stanley menegaskan bahwa mata uang China dan Taiwan yang menjadi hub untuk elektronik, petrochemicals dan pengapalan akan merosot lebih besar dari yang diprediksikan semula. Dolar Taiwan yang telah menyusut 1,3% terhadap dolar AS di tahun 2008 akan terus melemah menjadi NT$ 35,3 per dolar AS pada akhir tahun atau kehilangan 4,6%.

Sementara itu perkiraan tengah dari 23 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg mengatakan bahwa mata uang Taiwan akan menyusut menjadi NT$ 34 per dolar AS.

Dolar Singapura akan terdepresiasi menjadi S$ 1,60 pada 30 Juni, atau 6,7% dari level yang ada saat ini. Hal ini lebih bearish daripada prediksi tengah dari 25 ekonom yang menghitung mata uang Singapura akan berada di kisaran S$1,56 per dolar AS.

"Perdagangan di dalam Asia sendiri sudah kolaps," tegas Wai Ho Leong, Regional Economist di Singapore untuk Barclays. Menurutnya, Taiwan, Singapura dan Malaysia, yang ketiganya sangat berorientasi pada ekspor, diprediksikan akan melihat nilai mata uang mereka makin loyo.

Ringgit Malaysia akan anjlok menjadi 3,65 per dolar AS pada 30 Juni dari 3,59 per dolar AS. Hitungan ini datang dari 22 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. Sementara itu Barclays memprediksikan mata uang negeri jiran ini akan menyusut 3% menjadi 3,70 per dolar AS.

Pabrikan China yang telah melirik supplier dari lokal berniat untuk memangkas ongkos dan menjual lebih banyak lagi untuk pasar lokal seiring dengan resesi yang meremukkan AS, Jeoang dan Eropa. Apalagi, ketiga negara besar ini juga telah mengurangi pesanan ekspor mereka.

Asal tahu saja, ekspor China ke pasar AS telah anjlok menjadi US$ 19,2 miliar di bulan Desember dari US$ 24,7 miliar di bulan September.

CLSA, broker unit Credit Agricole SA untuk Asia telah menegaskan minggu lalu bahwa perdagangan intraregional telah melambat lebih besar daripada perdagangan di antara negara-negara di Asia maupun seluruh dunia.

Ekspor Taiwan di bulan Januari kemungkinan tergerus 48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tang memperkirakan 30% dari 10.000 operator tekstil di Changshu gulung tikar tahun lalu.




TERBARU

[X]
×