Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Sebuah dompet kripto yang dilabeli analis blockchain sebagai “Coinbase hacker” kembali bergerak di pasar aset digital.
Melansir laman Coinntelegraph Senin (25/8/2025), menurut data Lookonchain, peretas tersebut membeli 38.126 Solana (SOL) senilai sekitar US$8 juta (Rp131 miliar) pada Minggu (24/8), menggunakan dana yang diduga hasil curian.
Baca Juga: Bitcoin Melorot, Ini 5 Kripto Top Gainers dan Top Losers 24 Jam Terakhir
Lookonchain mencatat, peretas tersebut lebih dulu menukar DAI menjadi USDC, kemudian menjembatani dana ke jaringan Solana untuk melakukan pembelian secara bertahap di kisaran harga US$209 per token.
Namun, dengan harga Solana kini di US$202,15, transaksi tersebut masih mencatatkan kerugian di atas kertas.
Platform analitik Arkham sebelumnya menandai alamat dompet ini sebagai milik “Coinbase hacker,” yang dikaitkan dengan kasus pencurian lebih dari US$300 juta dari pengguna Coinbase.
Baca Juga: Obrolan Soal Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Sinyal Bahaya bagi Kripto
Jejak Aksi Hacker di Pasar Kripto
Ini bukan kali pertama dompet tersebut melakukan manuver besar. Pada Juli lalu, Lookonchain mengungkap peretas yang sama sempat menjual 26.762 Ether (ETH) senilai US$69,25 juta.
Di bulan yang sama, ia juga membeli 4.863 ETH (US$12,55 juta) dan 649 ETH (US$2,3 juta) di harga sekitar US$3.562 per token.
Analis onchain ZachXBT memperkirakan, hingga Mei lalu, total kerugian pengguna Coinbase akibat skema social engineering mencapai US$330 juta, mencerminkan semakin canggihnya metode penipuan di industri kripto.
Baca Juga: Skandal Tokenize Xchange: Izin Ditolak, Investor Kripto Singapura Tak Bisa Tarik Dana
Radiant Capital Hacker Gandakan Hasil Jarahan
Selain “Coinbase hacker,” dompet lain yang terkait dengan eksploitasi Radiant Capital juga aktif memperbesar simpanan hasil jarahannya.
Menurut Lookonchain, peretas tersebut membeli 4.913 ETH pada pertengahan Agustus lalu dan menjual 4.131 ETH pada akhir pekan, dengan keuntungan sekitar US$2,7 juta.
Radiant Capital, protokol pinjam-meminjam lintas rantai, diretas pada Oktober 2024 dengan kerugian US$58 juta di jaringan BNB Chain dan Arbitrum.
Kini, aset curian mereka telah tumbuh lebih dari dua kali lipat menjadi US$105 juta.
Baca Juga: Volatilitas Harga Aset Kripto Jadi Tantangan Jika Menjadi Agunan di Bank
Tidak Semua Peretas Untung
Namun, tidak semua peretas sukses di pasar. Lookonchain menemukan dompet lain yang dilabeli “kemungkinan milik hacker” justru merugi hingga US$6,9 juta pada Juli lalu karena menjual ETH di harga rendah dan membeli kembali di level lebih tinggi.
“Hackers are not good at trading,” tulis Lookonchain, menyoroti bahwa banyak aksi jual-beli tersebut lebih merupakan strategi pengaburan jejak ketimbang spekulasi pasar yang terukur.