Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Tanggal 9 September akan selalu menunjukkan catatan kelam dalam buku sejarah Amerika Serikat, bahkan dunia. Tragedi serangan teroris ke gedung World Trade Center (WTC) dan Pentagon secara signifikan mengubah tatanan dunia.
Tragedi 9 September atau 9/11 terjadi 23 tahun lalu, tepatnya pada tahun 2001. Kelompok teroris sukses membajak pesawat United Airlines Penerbangan 175 dan American Airlines Penerbangan 11.
Pesawat berangkat dari Boston dalam perjalanan ke California sebelum pembajak menabrakkan mereka ke menara Utara dan Selatan WTC di New York.
Tidak hanya itu, teroris juga membajak pesawat American Airlines Penerbangan 77 untuk menghantamkan dirinya ke gedung Pentagon.
Di Pennsylvania, penumpang berhasil menggagalkan pembajakan pesawat United Airlines Penerbangan 93 sebelum pesawat itu jatuh.
Baca Juga: Puluhan Ribu Orang Unjuk Rasa Menentang Pemerintahan Netanyahu di Yerusalem
Korban Tewas Tragedi 9/11
Mengutip USA Today, tragedi itu menyebabkan 2.977 orang tewas di New York, Washington, dan Pennsylvania.
Angka itu mencakup 2.753 orang tewas di New York, 184 orang di Pentagon, dan 40 orang di Pennsylvania.
Data 9/11 Memorial and Museum menunjukkan bahwa penumpang termudah di pesawat yang meninggal adalah Christine Hanson, seorang anak berusia 2 tahun di United Airlines Penerbangan 175. Sementara yang tertua adalah Robert Norton, berusia 82 tahun di American Airlines Penerbangan 11.
Dalam proses evakuasi, sebanyak 343 petugas pemadam kebakaran juga kehilangan nyawa di kawasan WTC.
Menurut Program Kesehatan WTC hampir 80.000 orang telah didiagnosis menderita kondisi kesehatan fisik dan mental yang disebabkan oleh paparan debu, asap, puing-puing, dan trauma tragedi 9/11.
Baca Juga: Iran Akui Negaranya Kirim Rudal ke Rusia, Imbalannya Kedelai & Gandum
Dalang Tragedi 9/11
Militer Amerika Serikat meyakini bahwa 19 teroris dari kelompok Islam ekstrem Al Qaeda pelaku yang membajak empat pesawat komersial dan menjatuhkannya di berbagai lokasi. Osama bin Laden disebut jadi dalangnya.
AS kemudian memulai Operasi Enduring Freedom pada 7 Oktober 2001 setelah Taliban menolak menyerahkan Osama. Melalui operasi itu, militer AS dan Inggris membombardir pasukan Al Qaeda dan Taliban di Afghanistan.
Operasi keras itu berlangsung selama hampir 10 tahun tanpa hasil. Pasukan Navy SEAL AS baru bisa membunuh Osama di Abbottabad, Pakistan, melalui serangan malam hari pada tanggal 2 Mei 2011.
Militer AS meresmikan berakhirnya Operasi Enduring Freedom pada 28 Desember 2014. Meskipun demikian, pasukan sekutu AS masih menetap di Afghanistan hingga bulan Agustus 2021 lalu.