kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Peringatan analis: Tren suku bunga nol atau negatif sesat dan racun bagi ekonomi


Kamis, 17 Oktober 2019 / 10:26 WIB
Peringatan analis: Tren suku bunga nol atau negatif sesat dan racun bagi ekonomi
ILUSTRASI. Traders work on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., July 31, 2019. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Meski demikian, analis memperkirakan Federal Reserve akan terus memangkas suku bunga di tengah kekhawatiran pertumbuhan global yang melambat akibat ketidakpastian Brexit dan ketegangan perdagangan antara AS dan China.

Mark Zandi, kepala ekonom di Moody's Analytics, memperingatkan bahwa bank sentral AS dapat memangkas suku bunga "lebih banyak."

"Jika perang dagang memanas, jika Brexit tanpa kesepakatan, maka saya pikir The Fed akan menurunkan suku bunga lebih banyak. Bahkan, pada titik tertentu, bisa dibahas tentang kemungkinan suku bunga di bawah nol,” katanya kepada CNBC.

Baca Juga: Faktor penguat rupiah: Internal dari intervensi BI, eksternal dari The Fed

Pada bulan Juli, The Fed memotong suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2008, selama krisis keuangan yang hebat. Bank sentral memangkas suku bunga lagi untuk kedua kalinya pada bulan September, menurunkan suku bunga pinjaman semalam dalam kisaran target dari 1,75% menjadi 2%.

“Kami juga berbicara tentang suku bunga negatif di Amerika Serikat. Jadi jika itu terjadi, tentu saja, itu adalah resesi," kata Zandi seperti yang dikutip dari CNBC.

Menurut profesor Cornell University Eswar Prasad, kebijakan moneter "bisa menjadi kurang efektif" dalam mendukung pertumbuhan ketika sebagian besar ekonomi menggunakan hal itu sebagai alat. Sebaliknya, "Pemerintah harus lebih seimbang dalam memasukkan stimulus fiskal," katanya.

"Ketergantungan yang terus-menerus pada kebijakan suku bunga ultra-rendah atau negatif membuat sistem keuangan semakin rentan dan memiliki sedikit dampak positif pada pertumbuhan," tulisnya dalam riset yang dirilis minggu ini.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×