kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Peringatan Bank Dunia: Ekonomi Global Berpotensi Alami Dekade yang Hilang


Rabu, 29 Maret 2023 / 05:46 WIB
Peringatan Bank Dunia: Ekonomi Global Berpotensi Alami Dekade yang Hilang
ILUSTRASI. Bank Dunia memperingatkan bahwa ekonomi global berpotensi mengalami dekade yang hilang. REUTERS/Johannes P. Christo


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pada Senin (27/3/2023), Bank Dunia memperingatkan, rata-rata pertumbuhan ekonomi global berpotensi merosot ke level terendah dalam tiga dasawarsa sebesar 2,2% per tahun hingga tahun 2030. Kondisi ini akan mengantarkan ekonomi global ke dalam "dekade yang hilang". 

"Satu dekade yang hilang bisa terjadi pada ekonomi global," kata kepala ekonom Bank Dunia Indermit Gill. 

Menurut Bank Dunia, hal ini dapat dihindari jika pembuat kebijakan mengadopsi inisiatif yang ambisius untuk meningkatkan pasokan tenaga kerja, produktivitas dan investasi.

Melansir Reuters, Bank Dunia dalam laporan terbarunya mengatakan, kegagalan untuk membalikkan pelambatan berbasis luas yang diharapkan dalam potensi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) akan memiliki implikasi mendalam bagi kemampuan dunia untuk mengatasi perubahan iklim dan mengurangi kemiskinan.

Akan tetapi, kata laporan itu, upaya bersama untuk meningkatkan investasi di sektor berkelanjutan, memangkas biaya perdagangan, meningkatkan pertumbuhan jasa, dan memperluas partisipasi tenaga kerja dapat meningkatkan potensi pertumbuhan PDB hingga 0,7 persentase poin menjadi 2,9%.

Menurut Ayhan Kose, direktur kelompok perkiraan Bank Dunia, Bank Dunia juga mengamati perkembangan di sektor perbankan, yang terjadi karena kenaikan suku bunga dan pengetatan kondisi keuangan mendorong biaya pinjaman untuk negara-negara berkembang.

Baca Juga: IMF Mengerek Proyeksi Ekonomi Indonesia di 2023

"Perlambatan yang kami gambarkan ... bisa jauh lebih tajam, jika krisis keuangan global lainnya meletus, terutama jika krisis itu disertai dengan resesi global," kata Kose.

Dia mencatat bahwa resesi dapat membebani prospek pertumbuhan selama bertahun-tahun.

Tingkat pertumbuhan PDB rata-rata adalah semacam "batas kecepatan" untuk ekonomi global, memetakan tingkat maksimum jangka panjang yang dapat tumbuh tanpa memicu inflasi berlebih.

Laporan itu mengatakan krisis yang tumpang tindih dalam beberapa tahun terakhir, termasuk pandemi COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina, telah mengakhiri pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan selama hampir tiga dekade, menambah kekhawatiran tentang perlambatan produktivitas, yang penting untuk pertumbuhan pendapatan.

Akibatnya, potensi pertumbuhan rata-rata dalam PDB terlihat turun menjadi 2,2% dari 2022-2030, turun dari 2,6% pada 2011-21, dan hampir sepertiga lebih rendah dari tingkat 3,5% yang terlihat dari 2000-2010.

Baca Juga: BI Diramal Tetap Tahan Suku Bunga hingga Akhir Tahun, Ini Alasannya

Investasi yang rendah juga akan memperlambat pertumbuhan di negara-negara berkembang, dengan pertumbuhan PDB rata-rata turun menjadi 4% untuk sisa tahun 2020-an, dari 5% pada 2011-2021 dan 6% dari 2000-2010.

Produktivitas yang meningkat, pendapatan yang lebih tinggi, dan penurunan inflasi membantu satu dari empat negara berkembang mencapai status pendapatan tinggi selama tiga dekade terakhir. Akan tetapi, kekuatan ekonomi tersebut sekarang mengalami kemunduran.

Dikatakan pula, produktivitas kemungkinan akan mengalami pertumbuhan paling lambat sejak tahun 2000, pertumbuhan investasi pada 2022-2024 akan menjadi setengah dari tingkat yang terlihat dalam 20 tahun terakhir dan perdagangan internasional tumbuh pada tingkat yang jauh lebih lambat.

Untuk mengubah kondisi tersebut, pembuat kebijakan harus memprioritaskan pengendalian inflasi, memastikan stabilitas sektor keuangan dan mengurangi utang, sambil mempromosikan investasi ramah iklim yang dapat menambah 0,3 persentase poin ke potensi pertumbuhan tahunan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×