Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON/BOSTON. CEO dan Ketua BlackRock, Larry Fink, memperingatkan bahwa proteksionisme semakin menguat, yang menurutnya disebabkan kesenjangan kekayaan. Ia menilai solusi atas masalah ini adalah memberikan akses lebih luas kepada investor ke pasar swasta.
Dalam surat tahunannya, Fink menyatakan bahwa banyak orang kehilangan peluang kemakmuran dalam ekonomi yang bergerak dengan kecepatan berbeda. Sementara orang kaya semakin menambah kekayaan, sebagian lainnya mengalami kesulitan ekonomi yang lebih besar.
Pernyataan Fink muncul menjelang pengumuman rencana tarif besar-besaran oleh Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu, yang disebut sebagai "Hari Pembebasan." Trump telah memberlakukan tarif pada aluminium, baja, mobil, serta meningkatkan tarif atas seluruh barang impor dari China.
Baca Juga: BEI dan OJK Buka Suara Soal Dampak Pelantikan Trump ke Bursa
Fink menulis bahwa kapitalisme hanya menguntungkan segelintir orang. Ia menilai kesenjangan tersebut mendorong kebijakan proteksionis, meskipun dalam suratnya yang sepanjang 10.000 kata itu, ia tidak menyebut nama Trump secara langsung.
Ia juga mengungkapkan bahwa hampir setiap klien, pemimpin, dan individu yang ditemuinya lebih cemas terhadap ekonomi dibandingkan dengan masa sebelumnya. Namun, ia tetap optimistis bahwa pasar akan menunjukkan kinerja baik dalam jangka panjang.
Sebagai solusi, Fink menekankan pentingnya "mendemokratisasi" pasar dengan membantu lebih banyak investor mengakses peluang keuntungan di pasar swasta, seperti infrastruktur dan kredit swasta.
BlackRock sendiri telah memperluas bisnisnya di sektor ini dengan mengakuisisi Global Infrastructure Partners, penyedia kredit swasta HPS, dan perusahaan data keuangan Preqin.
Pasar swasta berbeda dari saham dan obligasi yang diperdagangkan secara publik karena tidak terdaftar, lebih jarang diperdagangkan, serta memiliki harga yang kurang transparan, yang berpotensi menimbulkan risiko bagi investor ritel.
Baca Juga: Bos BlackRock Memprediksi Bitcoin Bisa Tembus US$ 700.000
Fink bahkan menyarankan perubahan komposisi portofolio investasi standar dari 60% saham dan 40% obligasi menjadi 50% saham, 30% obligasi, dan 20% aset swasta.
Menurutnya, meskipun aset swasta memiliki risiko lebih tinggi, mereka juga menawarkan manfaat seperti perlindungan inflasi, stabilitas, dan potensi keuntungan lebih besar.