kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.339   0,00   0,00%
  • IDX 7.829   -2,64   -0,03%
  • KOMPAS100 1.196   2,88   0,24%
  • LQ45 970   3,33   0,34%
  • ISSI 228   0,02   0,01%
  • IDX30 495   1,66   0,34%
  • IDXHIDIV20 597   3,35   0,56%
  • IDX80 136   0,44   0,33%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   1,10   0,67%

Permintaan Batubara Secara Global Bergerak Mendatar


Rabu, 24 Juli 2024 / 16:51 WIB
Permintaan Batubara Secara Global Bergerak Mendatar
ILUSTRASI. Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (13/3/2023). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meluncurkan formula Harga Batubara Acuan (HBA) baru, revisi formulasi Harga Batubara Acuan (HBA) dilakukan karena adanya permintaan dari pelaku usaha. Pasalnya formulasi sebelumnya dinilai memberatkan industri. KONTAN/Muradi


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - LONDON. Permintaan batubara secara global akan tetap mendatar pada tahun ini dan tahun depan. Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan terkini mengatakan, permintaan batubara yang mendatar karena permintaan listrik juga lebih tinggi di beberapa negara besar mengimbangi pesatnya ekspansi tenaga surya dan angin.

Penggunaan batubara global meningkat sebesar 2,6% pada tahun 2023, mencapai angka tertinggi sepanjang masa. Kenaikan ini didorong pertumbuhan yang kuat pada dua konsumen batubara terbesar, China dan India.

Meskipun permintaan batubara meningkat di sektor ketenagalistrikan dan industri, pendorong utamanya penggunaan batubara yang mengisi kesenjangan adalah rendahnya output listrik dari pembangkit listrik tenaga air.

“Analisis kami menunjukkan permintaan batubara global kemungkinan besar akan tetap datar hingga tahun 2025, berdasarkan kebijakan dan tren pasar saat ini,” kata Keisuke Sadamori, direktur pasar dan keamanan energi IEA dikutip Reuters.

Baca Juga: Pangkas Proyeksi IHSG Hingga Akhir Tahun, Analis Masih Unggulkan Sejumlah Saham Ini

IEA menjelaskan, sebaran energi dari tenaga surya dan angin yang pesat, dikombinasikan dengan pemulihan pembangkit listrik tenaga air di China cukup memberi tekanan pada penggunaan batubara. "Namun sektor kelistrikan adalah pendorong utama permintaan batu bara global, dan konsumsi listrik tumbuh sangat kuat di beberapa negara besar. perekonomian,” tambah dia.

Tanpa pertumbuhan konsumsi yang kuat menurut dia, penggunaan batubara global pada tahun ini bisa saja menurun.

Meskipun penggunaan tenaga surya dan angin yang terus berlanjut, pertumbuhan penggunaan batubara di China untuk listrik masih akan meningkat 6,5% di tahun ini. Sehingga menurut Sadamori, penurunan konsumsi batubara tidak mungkin terjadi.

Di India, pertumbuhan permintaan batubara akan melambat pada paruh kedua tahun 2024 seiring kembalinya kondisi cuaca ke rata-rata musiman dan peningkatan produksi pembangkit listrik tenaga air.

Setelah turun lebih dari 25% pada tahun 2023, pembangkit listrik tenaga batubara di Uni Eropa diperkirakan akan turun lagi pada tahun ini. Penggunaan batubara juga mengalami kontraksi yang signifikan di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir, namun permintaan listrik yang lebih kuat dan berkurangnya peralihan dari batubara ke gas alam mengancam akan memperlambat tren ini pada tahun 2024.

Baca Juga: Pemerintah Diminta Terapkan Pungutan Pajak Karbon Paling Lambat di 2025




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×