Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Kerajaan Bhutan kembali menjadi sorotan dunia kripto setelah tercatat melakukan deposit Bitcoin (BTC) senilai US$11,83 juta ke Binance pada 11 Juli 2025. Ini adalah deposit kedua dalam dua hari berturut-turut, menyusul transfer senilai US$23,1 juta BTC pada 10 Juli, berdasarkan data dari Arkham Intelligence.
Pergerakan besar ini memicu spekulasi luas bahwa Bhutan tengah bersiap untuk menjual sebagian dari cadangan kripto negaranya — sebuah langkah yang berpotensi memicu volatilitas harga Bitcoin dalam jangka pendek.
Dari Aktivitas Sunyi ke Pergerakan Agresif
Sebelum Juni 2025, aktivitas on-chain Bhutan tergolong minim, terbatas pada transaksi kecil sekitar 0,0001 BTC. Namun, sejak bulan lalu, aktivitas mereka meningkat tajam, menandai pergeseran strategi signifikan dalam pengelolaan aset kripto oleh pemerintah Bhutan.
Baca Juga: Bitcoin Tembus Rekor Tertinggi, Kapitalisasi Pasar Kripto Global Capai Rp 56.144 T
Meski belum ada pernyataan resmi dari otoritas Bhutan, volume transaksi besar ke bursa seperti Binance umumnya dikaitkan dengan rencana penjualan aset, apalagi bila dilakukan di pasar terbuka dan bukan secara over-the-counter (OTC).
Bhutan: Negara Kecil, Pemain Besar di Dunia Kripto
Bhutan bukanlah pemain baru di dunia kripto. Negara ini telah menambang Bitcoin menggunakan tenaga hidroelektrik selama beberapa tahun, memanfaatkan kemitraan strategis dengan perusahaan seperti Bitdeer untuk memperluas kapasitas tambang mereka.
Dengan total cadangan Bitcoin yang masih mencapai sekitar US$1,37 miliar, Bhutan menempati posisi unik sebagai salah satu investor kripto terbesar di level pemerintahan — sejajar dengan entitas negara besar lainnya.
Dampak Terhadap Harga Bitcoin
Pada saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin tercatat di angka US$118.090, naik 6,29% dalam 24 jam terakhir. Kenaikan ini sebagian besar dipicu oleh aliran dana sebesar US$1,2 miliar ke ETF spot Bitcoin pada 10 Juli, dengan BlackRock menyumbang US$448,5 juta dari total tersebut.
Baca Juga: Daftar Pemilik Bitcoin Terbesar di Dunia Tahun 2025: Bursa, Korporasi, hingga Negara
Selain itu, sekitar US$678 juta dalam posisi short BTC telah terlikuidasi, menciptakan tekanan beli besar-besaran yang turut mendorong harga naik.
Menurut analisis teknikal dari CoinMarketCap, zona resistance berikutnya berada di US$121.592, berdasarkan ekstensi Fibonacci 127,2%.
Menuju Strategi Keuangan Negara Berbasis Kripto?
Langkah Bhutan ini berpotensi menandai awal dari transformasi besar, di mana aset digital seperti Bitcoin akan semakin diintegrasikan ke dalam strategi keuangan nasional.
Jika benar Bhutan mulai merealisasikan keuntungannya, ini bisa menjadi preseden penting bagi negara berkembang lainnya dalam memanfaatkan potensi teknologi blockchain dan kripto sebagai alternatif cadangan devisa.