Sumber: CoinDesk | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Pasar mata uang kripto hijau pada Rabu (12/1). Harga Bitcoin mendaki, menembus US$ 43.000, level yang tak pernah terlihat sejak 7 Januari lalu.
Pemulihan pasar kripto terjadi setelah pasar saham di AS menghentikan penurunan lima hari berturut menjelang rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) pada Rabu (12/1).
Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Rabu (12/1) sempat menyentuh US$ 43.106,05. Tapi, pukul 12.23 WIB ada di US$ 42.656,14, masih naik 1,18% dalam 24 jam terakhir.
Bloomberg melaporkan, pasar saham naik setelah Jerome Powell, Ketua Federal Reserve (The Fed), meyakinkan investor, bank sentral AS akan memerangi inflasi yang tinggi saat ini.
Pernyataan Powell itu menandakan, The Fed bisa mengurangi neraca tahun ini.
Baca Juga: Harga Bitcoin Sempat Jatuh ke Bawah US$ 40.000, Terendah Sejak Agustus Tahun Lalu
Saat ini, mengutip CoinDesk, pasar kripto sedang menunggu rilis CPI alias inflasi AS pada Desember tahun lalu. Sejumlah ekonom memperkirakan, kenaikan inflasi 0,5% menjadi 7,1% dibanding November.
Dalam dua bulan terakhir, harga bitcoin mengalami volatilitas tinggi setelah rilis data CPI.
Sementara beberapa pedagang dan investor kripto melihat Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi, yang lain menganggapnya sebagai aset berisiko seperti saham, yang bereaksi terhadap kebijakan moneter ketat akibat inflasi tinggi.
Sebagian besar mata uang kripto utama lainnya juga naik pada Rabu (12/1). Harga Ethereum naik lebih dari 3,77% menjadi US$ 3.232,68 dan Shiba Inu naik 6,07% ke posisi US$ 0,00002854.