Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Startup mesin pencari asal Amerika Serikat (AS) Perplexity AI mengajukan tawaran kepada induk TikTok asal China, ByteDance, agar Perplexity merger dengan TikTok AS. Demikian menurut sumber yang mengetahui rencana perusahaan tersebut kepada Reuters, Sabtu (18/1).
TikTok menghadapi penutupan di AS mulai hari Minggu (19/1), jika tidak memutuskan hubungan dengan ByteDance, meskipun Presiden terpilih Donald Trump mengatakan pada hari Sabtu bahwa ia kemungkinan akan memberikan penangguhan hukuman selama 90 hari kepada platform media sosial video pendek tersebut.
Perplexity akan merger dengan TikTok AS dan membuat entitas baru dengan menggabungkan perusahaan hasil penggabungan dengan mitra lain, kata sumber tersebut.
Baca Juga: TikTok Akan Berhenti Beroperasi di AS Jika Tak Ada Kepastian dari Pemerintahan Biden
Struktur baru yang diusulkan Perplexity akan memungkinkan sebagian besar investor ByteDance yang ada untuk mempertahankan saham mereka dan akan membawa lebih banyak video ke Perplexity.
TikTok tidak segera menanggapi permintaan komentar soal kabar ini.
Perplexity AI yakin tawarannya akan berhasil karena proposal tersebut merupakan penggabungan atau merger, bukan penjualan, kata sumber tersebut.
Platform pencarian Perplexity AI memungkinkan pengguna mendapatkan jawaban cepat atas pertanyaan, dengan sumber dan kutipan. Platform ini didukung oleh model bahasa besar yang dapat meringkas dan menghasilkan informasi, dari OpenAI hingga model sumber terbuka Meta Platforms Llama.
TikTok, yang telah memikat hampir separuh dari seluruh warga AS, memberdayakan usaha kecil, dan membentuk budaya daring, mengatakan pada hari Jumat bahwa TikTok akan ditutup di AS pada hari Minggu. Kecuali pemerintahan Presiden Joe Biden memberikan jaminan kepada perusahaan seperti Apple dan Google bahwa mereka tidak akan menghadapi tindakan penegakan hukum saat larangan mulai berlaku.
Baca Juga: Donald Trump Akan Berikan Penangguhan Larangan TikTok Selama 90 Hari