kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,79   -11,72   -1.25%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Persaingan Ketat, Malaysia Hadapi Parlemen Gantung untuk Pertama Kalinya


Minggu, 20 November 2022 / 07:14 WIB
Persaingan Ketat, Malaysia Hadapi Parlemen Gantung untuk Pertama Kalinya
Pemimpin oposisi Malaysia yang juga Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Dato' Sri Anwar Ibrahim (tengah) . Malaysia Hadapi Parlemen Gantung di Tengah Persaingan Ketat Partai Politik.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  KUALA LUMPUR. Malaysia menghadapi parlemen gantung untuk pertama kalinya dalam sejarahnya karena dukungan untuk aliansi Islam konservatif mencegah koalisi besar memenangkan mayoritas sederhana dalam pemilihan umum.

Tanpa pemenang yang jelas, ketidakpastian politik dapat berlanjut karena Malaysia menghadapi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan inflasi. Malaysia telah memiliki tiga perdana menteri dalam beberapa tahun.

Kegagalan partai-partai utama untuk memenangkan mayoritas berarti kombinasi dari mereka harus membangun aliansi mayoritas untuk membentuk pemerintahan. 

Raja dalam konstitusi Malaysia juga dapat terlibat, karena ia memiliki kekuasaan untuk menunjuk sebagai Perdana Menteri seorang anggota parlemen yang ia yakini dapat memimpin mayoritas.

Baca Juga: Anwar Ibrahim Mencoba Mengunci Keunggulan dalam Pemillihan Umum Malaysia

Koalisi pemimpin oposisi lama Anwar Ibrahim memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan umum hari Sabtu, hasil dari Komisi Pemilihan menunjukkan.

Kejutan terbesar datang dari mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin yang memimpin blok Perikatan Nasional-nya menunjukkan kinerja yang kuat, menarik dukungan dari kubu-kubu tradisional pemerintah petahana.

Aliansi Muhyiddin mencakup partai konservatif Melayu-sentris dan partai Islamis yang menggembar-gemborkan syariah atau hukum Islam. Ras dan agama adalah isu yang memecah belah di Malaysia, di mana populasi etnis Melayu Muslim menjadi mayoritas dan etnis Cina dan India menjadi minoritas.

Baik Anwar maupun Muhyiddin mengaku mendapat dukungan untuk membentuk pemerintahan, meski tidak mengungkapkan dengan partai mana mereka bersekutu.

Baca Juga: Survei Terbaru Indekstat, Ganjar Pranowo Kalahkan Prabowo Subianto & Anies Baswedan

Muhyiddin mengatakan dia berharap untuk menyelesaikan diskusi pada Minggu sore. Aliansinya adalah mitra junior dalam koalisi berkuasa Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob dan dapat bekerja dengan mereka lagi.

Anwar mengatakan dia akan mengirimkan surat kepada Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah yang merinci dukungannya.

Jika Anwar merebut jabatan puncak, itu akan menjadi perjalanan yang luar biasa bagi seorang politisi yang, dalam 25 tahun, beralih dari pewaris, menjadi perdana menteri, menjadi seorang tahanan yang dihukum karena sodomi hingga menjadi tokoh oposisi terkemuka negara itu.




TERBARU

[X]
×