Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang semakin banyak orang memiliki kendaraan berbasis listrik kini mulai terbuka. Sebab, para produsen kendaraan listrik secara serentak menurunkan harga jual dengan tujuan meningkatkan pangsa pasar.
Sejatinya, ini bukan pertama kali produsen kendaraan listrik mengorbankan keuntungan untuk memperoleh pangsa pasar dengan menurunkan harga jual. Contohnya, Chevrolet dan Hyundai di 2022.
Tahun ini, langkah yang bisa menghilangkan mindset bahwa kendaraan listrik itu mahal dimulai oleh Tesla. Awal bulan Februari, Tesla menurunkan harga untuk mobil Model 3 dan Model Y yang populer antara 6% dan 20%.
“Kekuatan penggerak sebenarnya hanyalah penawaran dan permintaan,” kata Karl Brauer, analis eksekutif di iSeeCars, sebuah perusahaan riset otomotif dikutip dari Observer (10/2).
Baca Juga: Hankook Tire Raih Rekor Penjualan Ban Secara Global pada 2022
Langkah Tesla sebagai pemimpin pasar secara tidak langsung memaksa beberapa produsen lain untuk mengambil langkah yang sama. Jika tidak, akan sulit bagi produsen lain untuk memenangkan pasar.
Seperti contoh, Lucid Group yang mengatakan bahwa pelanggan akan mendapatkan potongan senilai US$ 7.500 untuk membeli varian tertentu dari mobil listrik mewah Air.
Potongan tersebut akan tersedia untuk pelanggan mulai Kamis (9/2) dan berlaku untuk model Touring dan Grand Touring dari seri Air yang dibeli sebelum 31 Maret tahun ini.
Mobil-mobil keluaran Lucid sejatinya tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan potongan pajak federal sebesar US$ 7.500 berdasarkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi yang disahkan pada Agustus tahun lalu karena batas harga untuk tunjangan tersebut mencapai US$ 55.000.
Air Touring dijual mulai dari US$ 107.400, sedangkan model Grand Touring mulai dari US$ 138.000. “Kami pikir pelanggan kami masih berhak mendapatkan potongan US$ 7.500 untuk memilih EV," kata Zak Edson, Wakil Presiden Penjualan dan Layanan Lucid.
Lucid mengatakan pada November bahwa mereka memiliki lebih dari 34.000 pesanan pada kuartal ketiga, turun 3.000 dari kuartal kedua, setelah mengirimkan sekitar 1.400 kendaraan dan melihat pembatalan.
Ford juga telah memangkas harga crossover listriknya Mustang Mach-E sebanyak US$ 5.900 sebagai tanggapan atas pemotongan harga Tesla.
Sementara itu, Volvo Cars memiliki pandangan lain dengan tidak berniat memangkas harga kendaraan listrik meskipun ada langkah Tesla yang telah menekan orang lain untuk mengikutinya.
Baca Juga: Impor Aluminium Rusia Dipatok Biaya Tinggi oleh AS, Minim Dampak ke Harga
Chief Executive Volvo Jim Rowan mengatakan tidak perlu memangkas harga karena permintaan untuk mobil Volvo tetap tinggi dan perusahaan memiliki jaminan simpanan pesanan yang solid untuk kendaraan listriknya.
Penjualan unit kendaraan listrik Volvo meningkat tiga kali lipat pada kuartal keempat, dan kendaraan listrik sepenuhnya menyumbang 18% dari penjualan pada periode tersebut dibandingkan dengan 6% pada tahun sebelumnya, menurut laporan keuangan terbarunya.
"Permintaan untuk (kendaraan listrik baterai) kami adalah yang tertinggi yang pernah kami lihat, simpanan untuk itu juga." ujar Rowan dikutip dari Reuters (10/2).
Henrik Fisker, CEO Fisker juga tidak memiliki rencana untuk menurunkan harga, dengan alasan bahwa harga mobil dari startup kendaraan listrik tersebut sudah kompetitif.
Baca Juga: Begini Kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Soal Tesla Berminat Investasi di Indonesia
Hal tersebut dikarenakan Fisker sudah tidak pernah mengubah harga kendaraan listriknya sejak 2020. Dimana, kala itu para pesaingnya telah menaikkan harga beberapa kali.
Melihat fenomena ini, para pemasok justru khawatir para produsen kendaraan listrik ini terpaksa memangkas harga untuk mengimbangi Tesla. Meskipun ada pemotongan harga, beberapa pemasok mengatakan sejauh ini mereka tidak melihat lonjakan produksi kendaraan listrik.