kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,81   1,09   0.12%
  • EMAS1.365.000 -0,22%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perundingan Jeddah: Ukraina Sebut produktif, Rusia Sebut Gagal


Senin, 07 Agustus 2023 / 05:43 WIB
Perundingan Jeddah: Ukraina Sebut produktif, Rusia Sebut Gagal


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

PERUNDINGAN DAMAI UKRAINA-RUSIA - Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan pada hari Minggu (6/8/2023) bahwa perundingan di Arab Saudi yang bertujuan untuk membuat kemajuan menuju penyelesaian damai perang dengan Rusia sangat produktif. Akan tetapi, Moskow menyebut pertemuan itu sebagai upaya yang gagal atau kacau.

Melansir Reuters, lebih dari 40 negara, termasuk China, India, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa, mengambil bagian dalam pembicaraan Jeddah. Namun, Rusia tidak hadir dalam perundingan tersebut.

Ukraina dan sekutunya mengatakan pembicaraan itu adalah upaya untuk mendapatkan dukungan internasional yang luas untuk prinsip-prinsip yang diinginkan Kyiv sebagai dasar perdamaian, termasuk penarikan semua pasukan Rusia dan pengembalian semua wilayah Ukraina ke kendalinya.

Presiden Volodymir Zelenskiy mengatakan dia ingin KTT global berlangsung berdasarkan prinsip-prinsip itu akhir tahun ini.

Delapan belas bulan setelah Rusia menginvasi Ukraina, setiap prospek pembicaraan damai langsung antara Kyiv dan Moskow tampak semakin jauh dari panggangan api.

Berbicara tentang pembicaraan Jeddah, kepala staf Zelenskiy Andriy Yermak mengatakan dalam sebuah pernyataan: 

"Kami telah melakukan konsultasi yang sangat produktif tentang prinsip-prinsip utama yang harus dibangun perdamaian yang adil dan abadi."

Baca Juga: Jika Krisis Pangan Tidak Bisa Teratasi, Inflasi Bisa Terkerek hingga ke Level 4,5%

Sementara, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov dikutip oleh media pemerintah pada hari Minggu mengatakan pertemuan itu adalah "cerminan dari upaya Barat untuk melanjutkan upaya yang sia-sia dan gagal" untuk memobilisasi Global Selatan di belakang posisi Zelenskiy.

Sementara negara-negara Barat secara luas mendukung Ukraina, banyak negara lain enggan memihak meskipun mereka ingin mengakhiri konflik yang telah menghantam ekonomi global.

Para analis menilai, partisipasi China, yang menjauh dari putaran perundingan sebelumnya di Kopenhagen dan telah menghindari seruan Barat untuk mengutuk invasi Rusia, mengisyaratkan kemungkinan perubahan dalam pendiriannya tetapi bukan perubahan besar.

Baca Juga: Tegaskan Dukungan ke Ukraina, Kandidat Presiden Partai Republik AS Bertemu Zelenskiy

Diplomat Barat juga menekankan peran Arab Saudi dalam mengumpulkan kelompok negara yang lebih luas untuk ambil bagian, memanfaatkan hubungannya yang berkembang dengan Beijing dan hubungannya yang berkelanjutan dengan Moskow dan Kyiv.

Yermak mengatakan sudut pandang yang berbeda muncul selama pembicaraan di Arab Saudi, menyebut hal itu sebagai "percakapan yang sangat jujur dan terbuka".

Dia mengatakan semua negara yang hadir telah menunjukkan komitmen terhadap prinsip-prinsip hukum internasional dan menghormati kedaulatan dan integritas teritorial negara yang tidak dapat diganggu gugat.




TERBARU

[X]
×