kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan di Asia berlomba berburu dana untuk refinancing


Senin, 06 April 2020 / 15:58 WIB
Perusahaan di Asia berlomba berburu dana untuk refinancing
ILUSTRASI. Logo Sinopec. Perusahaan di Asia berlomba berburu dana untuk refinancing. REUTERS/Bobby Yip/File Photo


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik perlu menaikkan pinjaman hingga US$ 69,3 miliar untuk melakukan pembiayaan kembali (refinancing) pinjaman yang bakal jatuh tempo pada kuartal II, menurut data Refinitiv yang dilansir Reuters, Senin (6/4).

Hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya gejolak di pasar modal akibat dampak pandemi virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Kasus kematian turun, Italia siap melonggarkan kebijakan lockdown

Tingkat utang perusahaan AS yang jatuh tempo di wilayah tersebut, termasuk Jepang dan China merupakan yang tertinggi kedua dan hanya sedikit di bawah uang jatuh tempo pada waktu yang sama tahun lalu sebesar US$ 71,4 miliar.

Beberapa perusahaan milik negara terbesar di China adalah pesaing utama yang melakukan refinancing dengan perusahaan minyak Sinopec Group, yang memiliki obligasi 5 tahun senilai US$ 2,48 miliar yang bakal jatuh tempo pada bulan April 2020. Sementara itu, perusahaan listrik negara Grid memiliki obligasi tiga tahun senilai US$ 898,5 juta yang berakhir pada waktu yang sama, menurut data Refinitif.

Data itu juga menunjukkan obligasi Soft Bank Group senilai US$ 2,48 miliar bakal jatuh tempo pada 18 April, dan perusahaan konglomerat itu juga sudah bersiap melakukan aksi korporasi. Salah satunya dengan melakukan penjualan aset senilai US$ 41 miliar untuk melakukan pembelian kembali saham (buyback) dan membayar utang.

Bank-bank di Australia kemungkinan besar akan aktif di pasar obligasi dolar AS dalam beberapa bulan mendatang dengan National Austalia Bank (NAB) dan Westpac Banking Corp yang memiliki obligasi gabungan senilai US$ 3,14 miliar yang akan jatuh tempo.

Baca Juga: Gara-gara corona, nyaris setengah juta perusahaan di China gulung tikar

Derasnya kesepakatan pembiayaan kembali ini terjadi ketika pasar uang Asia berkinerja baik dibandingkan negara di belahan dunia lainnya. Bankir mengatakan perusahaan kelas kakap harus dapat melakukan pembiayaan ulang, dengan konsekuensi peringkatnya utangnya menjadi rendah.




TERBARU

[X]
×