Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Perusahaan Jepang ramai-ramai berencana akan menaikkan gaji karyawan pada tahun 2025. Tujuannya untuk menarik dan mempertahankan tenaga kerja di tengah krisis tenaga kerja yang melanda Negeri Sakura ini.
Menurut survei Teikoku Databank dilansir Reuters, Jumat (21/2), sekitar 61,9% dari lebih dari 11.000 perusahaan berniat menaikkan gaji sebagai bagian dari negosiasi tahunan. Sekitar 56% perusahaan menyatakan akan menaikkan gaji pokok, angka tertinggi sejak Teikoku mulai melacak data ini pada 2007.
Meskipun laporan ini tidak merinci besaran kenaikan upah yang direncanakan, data menunjukkan bahwa momentum pertumbuhan upah terus berlanjut dan semakin meluas. Hal ini menjadi sinyal positif bagi Bank of Japan (BOJ) dalam upayanya menciptakan siklus ekonomi yang sehat, di mana kenaikan upah dan belanja konsumen mendorong inflasi.
Saat ini, para pekerja dan perusahaan di Jepang tengah menjalani negosiasi tahunan, di mana serikat pekerja menuntut kenaikan upah yang setidaknya setara atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Pada perundingan upah 2024, beberapa pekerja berhasil mendapatkan kenaikan terbesar dalam lebih dari tiga dekade, yang mendorong BOJ menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 17 tahun pada bulan yang sama.
Baca Juga: Kesempatan Lowongan Kerja ke Jepang 2026, Maksimal Umur 35 Tahun Bisa Daftar
Sejumlah ekonom memperkirakan rata-rata kenaikan upah tahun ini sebesar 4,92%, sedikit lebih rendah dari 5,33% tahun lalu. Rengo akan merilis hasil tuntutan pekerja pada 6 Maret dan tabulasi awal kesepakatan pada 14 Maret.
Kenaikan gaji yang solid tahun ini akan membuat BOJ tetap berada di jalur kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Anggota dewan BOJ yang dikenal hawkish, Hajime Takata, mengatakan pada Rabu bahwa kenaikan suku bunga tambahan akan tepat jika prospek ekonomi bank sentral terwujud, termasuk aksi korporasi positif seperti pertumbuhan upah yang berkelanjutan.
Laporan Kamis juga menyoroti meningkatnya tekanan bagi perusahaan yang menghadapi kekurangan tenaga kerja kronis. Hampir 75% perusahaan yang berencana menaikkan gaji menyebutkan bahwa peningkatan upah diperlukan untuk menarik dan mempertahankan pekerja.
Sektor manufaktur, konstruksi, dan transportasi termasuk yang paling berkomitmen untuk menaikkan upah, karena mengalami kekurangan tenaga kerja yang paling parah, menurut laporan tersebut.