Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan penambangan Bitcoin berbasis cloud, BitFuFu, mencatat bulan paling produktif sepanjang 2025 dengan total produksi mencapai 445 Bitcoin pada Juni. Peningkatan sebesar 11,3% dibandingkan bulan sebelumnya ini terjadi berkat ekspansi armada penambangan yang terus berlangsung.
Dalam keterangan resmi pada Senin, BitFuFu mengungkapkan bahwa dari total produksi tersebut, 387 BTC berasal dari layanan cloud mining, sementara 58 BTC dari operasi self-mining.
Ekspansi Armada dan Peningkatan Hashrate
Ketua dan CEO BitFuFu, Leo Lu, menyatakan bahwa Juni menjadi “bulan paling produktif” bagi perusahaannya tahun ini. Ia menekankan bahwa pencapaian ini didorong oleh ekspansi berkelanjutan pada armada perangkat tambang.
Pada Januari lalu, BitFuFu menandatangani kontrak dua tahun dengan raksasa produsen perangkat keras penambangan, Bitmain, untuk pembelian hingga 80.000 unit mesin tambang Bitcoin.
Baca Juga: BlackRock Borong Bitcoin dan Ethereum Senilai Rp3,5 Triliun dalam Sehari
Akibat ekspansi tersebut, total hashrate BitFuFu melonjak 6,2% dari bulan sebelumnya menjadi 36,2 exa hash per detik (EH/s). Dari angka tersebut, 32,4 EH/s berasal dari pelanggan hosting dan pemasok pihak ketiga.
Selain itu, kapasitas daya operasional perusahaan naik 11,8% menjadi 728 megawatt, tersebar di lima benua.
“Dengan rekor hashrate 36,2 EH/s dan kapasitas daya 728 MW, kami bangga dengan momentum operasional yang kuat di paruh pertama 2025. Ini mencerminkan kemampuan kami dalam melakukan ekspansi secara efektif dan disiplin,” ujar Lu.
Aset Bitcoin dan Perbandingan dengan Kompetitor
BitFuFu saat ini memegang 1.792 Bitcoin, yang bernilai lebih dari US$193 juta. Sebagai perbandingan, MARA Holdings — perusahaan tambang Bitcoin terbesar — memegang 50.000 BTC, diikuti oleh Riot Platforms (19.225 BTC) dan CleanSpark (12.608 BTC).
Saham BitFuFu (kode: FUFU) ditutup naik 1,16% menjadi US$3,48 pada sesi perdagangan Senin. Dalam lima hari terakhir, harga sahamnya telah meningkat 8,82%.
Sebagai catatan, saham BitFuFu sempat melonjak 13% menjadi US$5,60 pada Januari 2025 setelah pengumuman kerja sama besar dengan Bitmain.
Baca Juga: Bitcoin Diprediksi Tembus US$130.000 pada Agustus 2025, Ini Analisisnya
Tren Campuran di Industri Tambang Bitcoin Global
Meski BitFuFu mencatat rekor positif, tidak semua perusahaan tambang mengalami hal serupa. Beberapa penambang Bitcoin di Amerika Serikat mengalami penurunan produksi karena pembatasan energi di Texas. Riot Platforms, misalnya, melaporkan penurunan produksi sebesar 12% dibandingkan Mei.
Di sisi lain, perusahaan asal Australia IREN mencatat pendapatan bulanan tertinggi senilai 68 juta dolar Australia (sekitar US$44 juta) meski produksi menurun tipis dari 627 BTC pada Mei menjadi 620 BTC pada Juni. Hal ini terbantu oleh kenaikan harga Bitcoin dan peningkatan rata-rata hashrate menjadi 41,1 EH/s.
Sementara itu, CleanSpark berhasil meningkatkan hashrate operasionalnya sebesar 145,1% year-on-year, dari 20,4 EH/s menjadi 50 EH/s, dan berhasil menambang 685 BTC, naik signifikan dibanding 445 BTC pada Juni 2024.