Sumber: Finbold News | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin (BTC) berpotensi mencapai rekor tertinggi baru pada kuartal ketiga tahun 2025, menurut analisis yang membandingkan pola pergerakan harga Bitcoin dengan reli historis emas.
Analis kripto, Ted Pillows, menyampaikan pendapat ini dalam unggahannya di platform X pada 7 Juni, menggarisbawahi kemiripan antara fase pasar Bitcoin saat ini dan perjalanan emas sebelum mencapai puncaknya.
Bitcoin Meniru Jejak Emas?
Dalam analisisnya, Pillows menjelaskan bahwa Bitcoin tampaknya mengikuti urutan fase pasar yang sama seperti yang dialami emas: fase distribusi, diikuti oleh periode akumulasi, lalu fase re-akumulasi yang mengarah ke lonjakan harga signifikan.
Baca Juga: Potensi Kenaikan Bitcoin Masih Terbuka Meski Tensi Dagang AS-China Kembali Tinggi
Sebagai perbandingan, emas mengalami masa akumulasi panjang dari 2013 hingga 2018, sebelum memasuki fase re-akumulasi pasca-2020 dan melonjak hingga menyentuh harga sekitar US$3.500. Bitcoin, menurut Pillows, menunjukkan pola yang sangat mirip: setelah mencetak rekor pada 2021, BTC mengalami koreksi tajam, lalu berakumulasi sepanjang 2022–2023, dan kini memasuki fase re-akumulasi pada 2024.
“BTC benar-benar meniru reli emas. Emas juga mengalami koreksi setelah menyentuh rekor baru, dan hal yang sama terjadi pada BTC. Saya pikir BTC akan mencapai US$125.000 hingga US$130.000 pada Q3 2025,” kata Pillows.
Momentum Kuat di Tengah Perbedaan Fundamental
Meskipun pola harga menunjukkan kemiripan, Bitcoin dan emas tetap memiliki perbedaan mendasar. Emas telah menjadi penyimpan nilai selama berabad-abad, sementara Bitcoin masih berada dalam fase evolusi sebagai aset digital.
Namun, keduanya menunjukkan momentum positif sepanjang 2025, di tengah ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya permintaan aset lindung nilai.
Level Kunci Bitcoin Menurut Analis Teknis
Sementara itu, analis teknikal RLinda dalam unggahannya di TradingView pada 7 Juni menyoroti level teknikal penting yang perlu diperhatikan oleh investor. Menurutnya, Bitcoin saat ini berada dalam fase korektif setelah menyentuh hampir US$100.000 dalam sebuah likuidasi besar.
Baca Juga: Bitcoin Menuju US$150.000 di Akhir 2025: Peluang Realistis atau Sekadar Euforia?
Saat ini, BTC sedang menguji zona resistensi di kisaran US$105.900 hingga US$106.720. Jika momentum beli melemah, penolakan harga di area ini bisa mendorong penurunan menuju US$103.000. Namun, jika BTC mampu bertahan di atas US$105.500, ada potensi penguatan menuju US$110.400.
Indikator Harga dan Momentum Pasar
Pada saat artikel ini ditulis, Bitcoin diperdagangkan di level US$105.660, naik 0,5% dalam 24 jam terakhir dan hampir 1% dalam sepekan. Harga BTC saat ini juga berada di atas rata-rata pergerakan sederhana (SMA) 50 hari di US$100.893 dan SMA 200 hari di US$87.224—menandakan tren jangka menengah yang masih positif.
Indeks Kekuatan Relatif (RSI) 14-hari berada di 51,09, mengindikasikan kondisi pasar yang netral, tanpa sinyal bahwa BTC sedang overbought (jenuh beli) atau oversold (jenuh jual).