Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak pihak yang cemas, peekonomian Indonesia akan terjungkal ke jurang resesi. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2020 mencatatkan angka negatif. Sementara, pertumbuhan ekonomi di kuartal 1 2020 melambat drastis dari kuartal sebelumnya.
Data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Rabu (5/8/2020) lalu menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32%. Angka ini jauh melampaui konsensus pasa atau ekspektasi pemerintah dan Bank Indonesia yang mematok minus 4,3% hingga minus 4,8%.
Sebelumnya, pada kuartal I 2020, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 2,97%, meski melambat dari kuartal IV 2019 sebesar 4,97%.
Baca Juga: 5 Petuah inspiratif dari miliarder dunia untuk mengawali sukses Anda
Kendati demikian, ekonomi Indonesia belum dikatakan resesi. Pasalnya, suatu negara baru disebut resesi jika tingkat Produk Domestik Bruto (PDB)-nya menurun atau saat pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.
Pastinya, banyak investor yang cemas untuk masuk ke pasar saham dalam kondisi sekarang. Akan tetapi, Anda mungkin juga membuat kesalahan besar karena resesi adalah waktu yang tepat untuk berinvestasi.
Warren Buffett banyak berbicara tentang berinvestasi di masa-masa sulit. Berikut adalah sejumlah nasihat yang bisa Anda simak seperti yang dirangkum dari The Motley Fool.
Baca Juga: 7 kata-kata bijak Warren Buffet ini bisa jadi penyemangat berinvestasi
1. Ketakutan yang meluas adalah teman Anda sebagai investor karena hal itu menawarkan pembelian barang dengan harga murah
Banyak investor yang cemas saat pasar saham anjlok dan belum mencapai titik terendahnya. Jika Anda salah satu dari mereka, jangan biarkan rasa takut mencegah Anda untuk masuk ke pasar saham.
Seperti yang dijelaskan Buffett, ketika kebanyakan orang takut, ini adalah kesempatan bagus untuk membeli saham dengan harga murah. Dan siapa yang tidak ingin membeli rendah dan menjual tinggi?