kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pintu Internasional Dibuka, Asia Tenggara Bersiap Raup Cuan dari Wisatawan China


Jumat, 06 Januari 2023 / 19:37 WIB
Pintu Internasional Dibuka, Asia Tenggara Bersiap Raup Cuan dari Wisatawan China
ILUSTRASI. Pemerintah China telah mencabut larangan perjalanan dari negara dengan ekonomi terbesar kedua tersebut. ANTARA FOTO/M N Kanwa/wsj.


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Setelah tiga tahun terakhir warga China tak bisa melancong ke luar negeri, kini pemerintah setempat telah mencabut larangan perjalanan dari negara dengan ekonomi terbesar kedua tersebut.

Larangan pencabutan akan dilakukan mulai Minggu (8/1) dan akan menjadi pelonggaran yang signifikan setelah negara tersebut membatasi dengan ketat warganya melalui kebijakan nol Covid-19.

Meskipun demikian, masih ada beberapa negara yang secara tidak serta merta akan menerima warga China untuk berwisata, seperti Australia, Inggris, Jepang, dan Amerika Serikat. Para wisatawan China setidaknya perlu menunjukkan hasil tes negatif Covid-19.

Baca Juga: China Boosts Coal Output, Eases Australia Ban to Bolster Energy Security

Kondisi tersebut akhirnya menjadi berkah tersendiri bagi negara-negara di Asia Tenggara yang sudah cukup lama menanti untuk menerima wisatawan asing. Mereka pun terbuka dengan wisatawan dari China.

Indonesia sendiri menargetkan lebih dari 250.000 turis China pada 2023. Jumlah tersebut masih tergolong kecil dibandingkan angka pra-pandemi.

Sebagai informasi, dua juta turis China berkunjung ke Indonesia setiap tahun sebelum pandemi. Larangan pencabutan tersebut diharapkan bisa menjadi momen kembalinya warga China ke Indonesia, seperti yang diharapkan beberapa pemilik restoran di Bali.

“Sebelum pandemi, kami memiliki banyak pelanggan China. Setidaknya 100 hingga 200 pelanggan datang setiap hari," kata Kadek Sucana, pemilik restoran seafood di kawasan Jimbaran, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (6/1).

Thailand yang dikenal dengan Negeri Gajah Putih juga tidak memberlakukan aturan baru. Negara itu mengharapkan sekitar lima juta turis China tahun ini, kurang dari sebagian jumlah yang datang pada 2019.

Pariwisata di Thailand menyumbang hampir 20% dari pendapatan nasional sebelum pandemi, dengan China sebagai sumber turis asing terbesar.

"Ini adalah kesempatan untuk memulihkan situasi ekonomi kita dan pulih dari kerugian yang kita derita selama hampir tiga tahun," kata Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand Anutin Charnvirakul Anutin.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, mengatakan pada awal pekan ini bahwa negaranya adalah tujuan yang menarik bagi orang China. Alasannya, negara tersebut tidak mengharuskan orang China melakukan apa pun, 

“Hanya untuk datang sebagai turis biasa,” bunyi pernyataannya dalam Khmer Times.

Baca Juga: Copper Price Rises As Demand Outlook Improved

Sebelum pandemi Covid-19 melanda pada tahun 2020, Kamboja menerima lebih dari dua juta turis China per tahun, atau hampir 40% dari semua kedatangan internasional.

Pemerintah Singapura juga menyatakan tidak akan ada perubahan dalam memahami terkait Covid-19 untuk wisatawan dari China.

Hanya saja, orang asing yang tidak divaksinasi penuh perlu menjalani tes pra-keberangkatan sebelum mereka dapat memasuki Singapura, sedangkan pengunjung jangka pendek masih diperbolehkan membeli asuransi untuk biaya pengobatan terkait Covid-19.

Di sisi lain, pemerintah Malaysia menyebutkan akan menyaring semua wisatawan yang masuk, terutama yang sedang mengalami demam. Malaysia juga menguji air limbah dari pesawat yang tiba dari China untuk pemeriksaan Covid-19.

Ekonom CIMB Song Seng Wun berpendapat turis China yang bepergian diperkirakan akan lebih memilih negara yang tidak memerlukan pengujian Covid-19. Tentu, hal ini menjadi menguntungkan bagi negara Asia Tenggara, 

"Semakin sibuk bandara regional, semakin baik untuk ekonomi mereka," tambahnya.

Sebesar 76% agen perjalanan China juga menempatkan Asia Tenggara sebagai tujuan utama ketika perjalanan dilanjutkan, menurut sebuah survei yang dirilis pada bulan Desember oleh pameran dagang ITB China.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×