Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyerukan pembatalan acara pro-Palestina yang direncanakan untuk memperingati satu tahun serangan Hamas terhadap Israel dan dimulainya perang Israel di Gaza. Acara ini dijadwalkan berlangsung pada 7 Oktober di Sydney, tetapi dikhawatirkan dapat menimbulkan provokasi dan ketegangan sosial.
Albanese menyatakan bahwa acara ini berpotensi menyebabkan "banyak kesedihan" dan menyebut peringatan tersebut sebagai momen yang sensitif, mengingat peristiwa tersebut mencatat jumlah korban jiwa terbesar sejak Holocaust bagi komunitas Yahudi.
Ia menekankan pentingnya menjaga kohesi sosial dalam masyarakat multikultural Australia, terutama dalam menghadapi isu-isu sensitif seperti ini.
Baca Juga: Pemerintah Australia Perintahkan Ribuan Warganya Meninggalkan Lebanon
Polisi New South Wales telah mengajukan permohonan ke pengadilan untuk melarang acara tersebut, dengan alasan bahwa protes tersebut tidak dapat berlangsung dengan aman. Meskipun mendukung hak untuk berkumpul secara damai, polisi tidak yakin acara ini dapat berjalan tanpa menimbulkan risiko.
Kelompok penyelenggara, Palestine Action Group, mengutuk upaya untuk melarang acara tersebut sebagai serangan terhadap hak-hak demokratis. Mereka menegaskan bahwa aksi protes ini bertujuan untuk menyoroti keterlibatan pemerintah Australia dalam konflik di Gaza dan menolak upaya untuk membungkam suara mereka.
Kontroversi juga muncul terkait penggunaan bendera kelompok Hezbollah di protes-protes pro-Palestina sebelumnya, yang telah dilarang oleh undang-undang Australia.