Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - DW. Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner mengatakan, tiga polisi mencoba menghentikan Cherif Chekatt setelah melihat dia di sebuah jalan di kawasan Neudorf di Strasbourg, tetapi dia langsung berbalik dan melepaskan tembakan.
"Mereka segera membalas tembakan dan menetralisir penyerang," kata Castaner.
Lebih 700 pasukan keamanan Prancis telah memburu Cherif Chekatt yang berusia 29 tahun sejak aksi penembakan Selasa malam (11/12) yang menewaskan tiga orang.
Polisi di negara-negara tetangga bergabung dengan pengejaran itu, antara lain polisi Jerman. Cherif Chekatt pernah ditahan di Jerman karena kejahatan kriminal.
Presiden Prancis Emmanuel Macron berterima kasih kepada pasukan keamanan di Twitter dan menulis: "Komitmen kami melawan terorisme adalah total."
Terluka di lengan
Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan antiteror mengatakan, seorang perempuan lebih dulu melihat seorang pria yang cocok dengan deskripsi Cherif Chekatt yang disebar polisi. Dia terluka di lengan. Perempuan itu langsung menghubungi pihak berwenang. Polisi segera menutup daerah itu dan melacak tesangka menggunakan helikopter dengan kamera infra merah.
Orang-orang berkumpul di sekitar lokasi kejadian dan menyalami aparat keamanan sambil bertepuk tangan. Beberapa orang berteriak "Bravo!" kata saksi mata.
"Ini benar-benar sangat melegakan," kata Alain Fontanel, seorang pejabat lokal di kantor walikota. Dia mengatakan warga setempat sangat cemas sejak serangan hari Selasa.
ISIS klaim bertanggung jawab
Sayap propaganda kelompok teror ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Pelaku "serangan di kota Strasbourg ... adalah salah satu serdadu ISIS dan melakukan operasi dalam menanggapi panggilan untuk menyerang warga negara koalisi" yang memerangi ISIS. Demikian tulis portal berita Amaq yang dekat dengan ISIS dalam pesan diposting di Twitter.
Perancis telah dilanda gelombang serangan teror kelompok yang dekat dengan Al Qaeda atau ISIS sejak 2015. Hampir 250 orang tewas dalam berbagai serangan itu.
Ini bukan pertama kalinya pasar Natal menjadi target serangan teror di Eropa. Pada tahun 2016, seorang jihadis menyerang pasar Natal di Berlin dan melarikan diri lewat Belanda dan Perancis, sebelum tewas ditembak polisi di Italia utara.
Panitia Pasar Natal Strasbourg mengatakan, pasar akan dibuka kembali seperti biasa pada hari Jumat (14/12).