Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo memperingatkan para investor Amerika terhadap praktik-praktik penipuan akuntansi perusahaan-perusahaan berbasis China dan mengatakan keputusan Nasdaq baru-baru ini untuk memperketat aturan pencatatan emiten di bursa harus menjadi model bagi seluruh bursa lainnya di seluruh dunia.
Mengutip Reuters, pernyataan ini menggambarkan keinginan pemerintahan Trump untuk mempersulit beberapa perusahaan China untuk memperdagangkan sahamnya di bursa di luar China.
Ini juga merupakan titik api baru dalam hubungan antara AS dan China saat meningkatnya ketegangan perdagangan antara kedua negara terkait pendemi virus corona dan pertikaian atas Hong Kong.
Baca Juga: Kekuatan Wall Street mengendur meski angka klaim pengangguran AS turun
"Investor Amerika seharusnya tidak dikenakan risiko tersembunyi dan tidak semestinya terkait dengan perusahaan yang tidak mematuhi aturan yang sama dengan perusahaan AS," kata Pompeo dalam sebuah pernyataan.
"Tindakan Nasdaq harus menjadi model untuk bursa lainnya di Amerika Serikat, dan di seluruh dunia."
"Saya memuji Nasdaq karena mengharuskan perusahaan audit untuk memastikan semua perusahaan yang terdaftar mematuhi standar pelaporan dan audit internasional," kata Pompeo.
Nasdaq menolak memberikan komentar pada hari Kamis. Pengetatan standar pencatatan terjadi setelah rantai kedai kopi Cina Luckin Coffee Inc, yang melakukan IPO di AS pada awal 2019, mengumumkan bahwa penyelidikan internal menunjukkan chief operating officer dan karyawan lainnya membuat kesepakatan penjualan.
Presiden Donald Trump pada hari Jumat mengatakan pemerintahannya akan memulai proses penghapusan perlakuan khusus AS untuk Hong Kong untuk menghukum China, dengan mengatakan langkah Beijing untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru berarti wilayah itu tidak lagi menjamin hak ekonomi AS.
Dia juga mengatakan sedang menginstruksikan kelompok kerja kepresidenan untuk mempelajari berbagai praktik berbeda dari perusahaan China yang terdaftar di pasar keuangan AS, dengan tujuan melindungi investor Amerika.
"Masalah sebenarnya adalah kurangnya transparansi dan kurangnya pengungkapan kepada investor Amerika," ujar Keith Krach, wakil menteri untuk pertumbuhan ekonomi, energi dan lingkungan di Departemen Luar Negeri AS, kepada Reuters, Rabu.
"Tidak ada negara yang boleh berbohong kepada investor Amerika untuk menciptakan keuntungan yang tidak adil, terutama ketika beroperasi di pasar Amerika," imbuh Krach.
Baca Juga: Wall Street menguat tajam, didorong tanda-tanda rebound ekonomi
Ia menambahkan bahwa ada dorongan dalam pemerintahan untuk membuat investor AS lebih sadar tentang praktik akuntansi China yang tidak transparan.
Kepala bursa mengatakan, imbas dari tekanan AS, banyak perusahaan China yang terdaftar di AS kemungkinan besar akan terdaftar di bursa Hong Kong tahun ini sebagian karena tekanan politik AS.
Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) telah berjuang selama satu dekade untuk memeriksa audit perusahaan-perusahaan Cina yang terdaftar di AS. Badan pengawas akuntansi regulator, Dewan Pengawasan Akuntansi Perusahaan Publik (PCAOB), masih tidak dapat mengakses data penting itu.
Pada bulan April, kepala SEC Jay Clayton memperingatkan investor agar tidak berinvestasi di perusahaan-perusahaan China karena masalah yang berkelanjutan dengan pengungkapan perusahaan-perusahaan itu.
Seorang pejabat senior AS mengatakan dia berharap SEC akan meninjau nota kesepahaman yang ditandatangani dengan China tahun 2013 untuk memungkinkan perusahaan China untuk tidak berbagi informasi jika undang-undang setempat melarang mereka melakukannya.
"Pengabaian itu mungkin harus ditinjau pada titik waktu ini, apakah itu masih tepat dan jika tidak dibatalkan," katanya.