Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Popularitas calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Kamala Harris, terlihat mulai menurun dalam beberapa jajak pendapat terbaru. Meskipun begitu, Harris tetap lebih disukai daripada lawannya dari Partai Republik, Donald Trump.
Pemilu Presiden AS dijadwalkan berlangsung pada 5 November 2024. Kurang dari sebulan, perubahan peta pemilih masih terlihat. Keunggulan Harris terlihat menipis beberapa pekan terakhir.
Dalam jajak pendapat terbaru NBC News, Harris dan Trump bahkan mendapatkan suara sama di angka 48% secara nasional. Dalam jajak pendapat bulan lalu, Harris unggul 5 poin persentase dari Trump.
Jajak pendapat lain yang dilakukan ABC News/Ipsos juga menunjukkan menipisnya jarak antara Harris dan Trump.
Baca Juga: Trump Berjanji Hapus Pajak Berganda Bagi Warga AS yang Tinggal di Luar Negeri
Haris masih unggul dengan 50% sementara Trump hanya mendapat 48%. Selisihnya menipis dari bulan lalu ketika Harris unggul 52% berbanding 46%.
Survei CBS News/YouGov juga menunjukkan data senada. Harris unggul 51% berbanding 48% bulan ini, berbeda dengan keunggulan 4 poin persentase bulan lalu.
Mengutip Al Jazeera, Harris juga unggul 1,4 poin persentase dalam jajak pendapat utama Real Clear Polling, turun dari 2,2 poin persentase pada hari Sabtu (12/10).
Para kader Demokrat khawatir Harris mulai kehilangan dukungan dari warga Hispanik dan Afrika-Amerika, dua golongan yang menjadi target utama Harris.
Baca Juga: Donald Trump Memicu Kontroversi dengan Seruan Militer untuk Menghadapi Lawan Politik
Harris disebut kesulitan membangkitkan antusiasme di kalangan pria, termasuk warga Afrika Amerika dan Hispanik, yang belakangan lebih menyukai Trump. Nama Harris tetap lebih populer di kalangan wanita dari semua golongan ras.
Data jajak pendapat yang dirilis The New York Times/Siena College pada hari Sabtu secara spesifik menunjukkan, Harris mendapatkan dukungan 78% pemilih kulit hitam dan 56% pemilih Hispanik.
Meski terlihat tinggi, angka itu jauh lebih sedikit dibanding yang diperoleh calon dari Partai Demokrat pada pemilu 2020 dan 2016.
Catatan itu turut disoroti mantan Presiden AS, Barack Obama. Dirinya menegur para pria kulit hitam karena tidak menunjukkan antusiasme yang besar terhadap pencalonan Harris seperti yang ia terima selama kampanye tahun 2008 dan 2012.