kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prancis tuntut penjelasan AS soal skandal spionase


Selasa, 22 Oktober 2013 / 12:11 WIB
Prancis tuntut penjelasan AS soal skandal spionase
ILUSTRASI. Harga Motor Yamaha Aerox 155 Bisa Jadi Pilihan, Varian Motor Matik Terjangkau


Sumber: BBC |

WASHINGTON/PARIS. Amerika Serikat (AS) mencoba menenangkan Prancis atas tudingan spionase yang dilakukan Badan Keamanan Rahasia Nasional AS, NSA, di Prancis.

Presiden Barack Obama dikabarkan telah menghubungi Francois Hollande terkait isu jutaan rekaman telepon yang disadap NSA di Prancis.

Tak hanya Obama yang berusaha mendinginkan Paris. Menteri Luar Negeri AS John Kerry juga menyatakan AS menghormati Prancis karena masih satu sekutu tertua Paman Sam.

Sebelumnya dalam sebuah laporan yang diberitakan koran Prancis, Le Monde, dilaporkan bahwa penyadapan dilakukan terhadap para pejabat, pebisnis dan tersangka teror di Prancis.

Le Monde menyebut sumber berita mereka berdasarkan bocoran yang diterima dari bekas analis intelijen AS, Edward Snowden.

Hubungan bilateral terganggu

Seolah kebakaran jenggot, Gedung Putih mengaku tengah membahas isu tersebut secara serius karena berpotensi mengganggu aktivitas dua negara dan meningkatkan ancaman legitimasi hubungan keduanya sebagai sekutu.

Presiden Obama memastikan bahwa AS mulai mengkaji secara serius tata cara pengumpulan data intelijen, kekhawatiran legitimasi warga negara dan komitmen menjaga rahasia semua warga.

Menlu AS Kerry, yang tengah berada di Paris untuk bertemu dengan pejabat Liga Arab, mengatakan bahwa AS akan terus melanjutkan diskusi bilateral terkait tudingan ini.

Dalam pernyataan sebelumnya, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Caitlin Hayden mengatakan bahwa semua negara melakukan operasi spionase.

"Sebagai kebijakan yang jelas bahwa AS mengumpulkan data intelijen asing dari berbagai negara," katanya.

Laporan Le Monde menyebutkan NSA menyadap 70,3 juta sambungan telepon di Prancis dalam waktu 30 hari di antara 10 Desember tahun lalu hingga 8 Januari 2013.

Penyadapan dilakukan setelah dipicu oleh penyebutan sejumlah kata kunci. NSA juga melakukan penyadapan atas jutaan pesan teks yang dikirim.

Tidak jelas apakah isi pembicaraan dan pesan tersebut disimpan, atau hanya sebagai info metadata - detail siapa berbicara dengan siapa.

Koran ini tidak menginformasikan apakah operasi, yang diberi nama kode US-985D, masih berlangsung.

Isu spionase Snowden

Presiden Hollande berteriak bahwa praktik penyadapan tidak bisa diterima apalagi terjadi antara teman dan sekutu karena hal itu melanggar kerahasiaan warga Prancis. Ia juga menuntut penjelasan Obama.

Kementerian Luar Negeri Prancis juga memanggil Dubes AS Charles Rivkin atas dugaan penyadapan tersebut.

Isu penyadapan sebenarnya tak murni hanya dilakukan oleh AS. Le Monde dalam laporan Juli silam menyebut pemerintah Prancis juga menyimpan banyak data pribadi warga negara mereka dalam sebuah komputer super di markas badan intelijen Prancis DGSE.

Sebelum di Prancis, media Jerman juga melaporkan bahwa agen AS menyadap akun surat elektronik milik mantan Presiden Meksiko Felipe Calderon.

Isu spionase AS mengemuka setelah Snowden, mantan pekerja di NSA mengungkap operasi pengintaian yang dilakukan AS pada Juni lalu.

Informasi yang dia bocorkan membuka klaim bahwa spionase sistematis dilakukan NSA dan CIA dalam skala global. Dengan target utama seperti China dan Rusia, termasuk sejumlah sekutu seperti Uni Eropa dan Brasil.

Skandal ini juga menyebabkan NSA dipaksa mengakui bahwa mereka telah mengumpulkan data surat elektronik dan data telepon jutaan warga Amerika.

Snowden saat ini tengah berada di Rusia, guna mencari suaka politik. Sementara AS meminta agar dirinya diekstradisi guna menghadapi tuntutan kriminal.

.




TERBARU

[X]
×