Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana mengunjungi Arab Saudi pada pertengahan Mei dalam perjalanan luar negeri pertamanya di masa jabatan keduanya. Hal tersebut dilaporkan Axios, mengutip dua pejabat AS dan seorang sumber yang mengetahui perjalanan presiden tersebut.
Arab Saudi telah mengambil peran yang lebih menonjol dalam kebijakan luar negeri AS. Negara tersebut telah menjadi tuan rumah pembicaraan antara AS dan Rusia serta Ukraina saat Trump mengupayakan gencatan senjata untuk perang tersebut.
Bahkan, Gedung Putih telah menunjuk negara tersebut sebagai calon peserta dalam Perjanjian Abraham.
Trump mengatakan awal bulan ini bahwa ia kemungkinan akan melakukan perjalanan pertamanya ke luar negeri ke Arab Saudi untuk menyegel kesepakatan bagi Riyadh untuk menginvestasikan lebih dari US$ 1 triliun dalam ekonomi AS, termasuk pembelian peralatan militer.
Trump mengatakan pada tanggal 6 Maret bahwa ia mungkin akan melakukan perjalanan ke sana dalam 1,5 bulan ke depan.
Baca Juga: Trump Katakan Mungkin akan Memberikan Pengurangan Tarif kepada China, Ini Syaratnya
Trump mencatat perjalanan luar negeri pertamanya dalam masa jabatan pertamanya adalah ke Riyadh.
Pada perjalanan luar negeri ke Arab Saudi pertama di tahun 2017, Trump mengumumkan investasi Saudi yang diperkirakan bernilai US$ 350 miliar.
Axios melaporkan bahwa perjalanan potensial tersebut telah dibahas dalam beberapa minggu terakhir antara pejabat senior AS dan mitra mereka dari Saudi, termasuk di sela-sela pembicaraan tentang perang di Ukraina, menurut beberapa sumber.
Satu sumber mengatakan bahwa pada tanggal 28 April telah dibahas sebagai tanggal potensial untuk kunjungan tersebut tetapi ditunda.
Sementara seorang pejabat dan sumber yang dikenal Axios mengatakan bahwa rencana saat ini adalah Trump akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada pertengahan Mei 2025.
Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar ari Reuters.
Minggu lalu, Trump berjanji akan menambah lebih banyak negara ke dalam Abraham Accords, serangkaian normalisasi yang dinegosiasikan pemerintahannya antara Israel dan beberapa negara Teluk selama masa jabatan pertamanya.
Trump mengatakan lebih banyak negara ingin bergabung dengan perjanjian tersebut. Sementara Gedung Putih telah menunjuk Arab Saudi sebagai calon peserta dalam perjanjian tersebut.
Di sisi lain, Saudi memiliki keraguan terhadap Israel karena perang Gaza.
