Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Penjualan Prius hibrida keluaran Toyota Motor Corp di Jepang tidak lagi tinggi dalam setahun terakhir. Padahal, Pemerintah Jepang sudah memberikan subsidi untuk penjualan mobil ini. Kondisi ini sepertinya akan memburuk seiring dengan penurunan permintaan akibat berakhirnya subsidi dari pemerintah.
"Anjloknya penjualan mobil ini tak bisa dihindarkan. Tingkat penjualan harian Prius sudah melorot. Saat ini kami sudah bersiap menghadapi krisis," jelas Hiromi Inoue, kepala penjualan showroom mobil Tokyo Toyopet.
Inoue menjelaskan, jumlah pelanggan yang melakukan pembelian Prius di 66 showroom milik Tokyo Toyopet Motor Sales Co melorot sekitar delapan orang per hari dari angka 20 pada Juni lalu. Hal ini sejalan dengan penurunan permintaan mobil di Jepang. Data dari Japan Automobile Dealers Association menunjukkan, jika dilihat dari industri secara keseluruhan, penjualan mobil diprediksi melorot sekitar 23% dalam enam bulan yang dimulai pada Oktober dibanding tahun sebelumnya.
Sekadar informasi, permintaan Prius melonjak tajam setelah model generasi ke tiga meledak di pasaran pada Mei 2009. Sebulan kemudian, pemerintah merilis program insentif untuk model ini. Melalui program tersebut, pelanggan bisa mengajukan subsidi sebesar 250.000 yen atau US$ 2.963 jika mereka mau menukarkan mobilnya yang berusia lebih dari 13 tahun dengan membeli mobil yang lebih hemat bahan bakar. Pilihan lainnya, pelanggan membayar 10.000 yen untuk membeli mobil baru tanpa harus menukarkan kendaraan yang lama.
Dalam enam bulan yang berlangsung hingga Juni, pengantaran model Prius naik tiga kali lipat menjadi 170.426 dan menyumbang 20% dari total penjualan domestik Toyota.
"Sejumlah dealer Toyota akan mencoba meminimalisir penurunan penjualan dengan insentif mereka sendiri," jelas Yoshiaki Kawano, konsultan IHS Automotive.