Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Raksasa produk konsumen global, Procter & Gamble Co (P&G), mengumumkan akan memangkas 7.000 karyawan dalam dua tahun ke depan, sebagai bagian dari strategi efisiensi menghadapi tekanan ekonomi global dan ketidakpastian belanja konsumen.
Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi besar-besaran, termasuk rencana melepas beberapa merek dan lini produk di sejumlah pasar global.
"Ini bukan pendekatan baru, melainkan percepatan dari strategi yang sudah berjalan untuk bisa menang dalam lingkungan bisnis yang semakin menantang," ujar manajemen P&G dalam ajang Deutsche Bank Consumer Conference di Paris, Kamis (5/6).
Baca Juga: PHK Massal di TikTok Shop, IdEA: Ini Bukan Krisis Struktural, Tapi Normalisasi
Tarikan Tarif AS dan Ketidakpastian Konsumen
P&G menyoroti bahwa kondisi geopolitik global saat ini tergolong tidak dapat diprediksi, dan konsumen menghadapi ketidakpastian yang makin besar, terutama akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang membebani arus perdagangan internasional.
P&G memperkirakan, tarif yang berlaku saat ini akan berdampak sekitar US$ 600 juta sebelum pajak pada kinerja fiskal tahun 2026.
Sebagai respons, perusahaan telah menaikkan harga pada beberapa produk dan akan terus mengevaluasi strategi efisiensi biaya, termasuk melalui pemangkasan tenaga kerja dan penyederhanaan organisasi.
"Mereka akan menarik semua tuas yang dimiliki untuk meredam dampak tarif, terutama lewat efisiensi biaya dan penyesuaian harga," ungkap Andre Schulten, CFO P&G.
Baca Juga: PHK Berlanjut di Industri Semikonduktor, STMicroelectronics Pangkas 5.000 Pekerja
Pangkas 6% Tenaga Kerja, Fokus pada Merek Inti
Pemangkasan 7.000 karyawan itu setara dengan sekitar 6% dari total tenaga kerja global P&G, dan mencapai 15% dari tenaga kerja non-manufaktur.
Perusahaan memiliki sekitar 108.000 pegawai per Juni 2024.
P&G menargetkan restrukturisasi ini bisa menyederhanakan struktur organisasi, membuat peran karyawan menjadi lebih luas, dan mengecilkan ukuran tim.
"Ini seperti bersih-bersih besar-besaran, melepaskan unit yang pertumbuhannya rendah dan tak memiliki keunggulan kompetitif. Langkah ini bisa membebaskan kas untuk mendukung merek utama seperti Tide, Pampers, dan Old Spice," ujar Michael Ashley Schulman, CIO Running Point Capital.
Baca Juga: TikTok Shop PHK Ratusan Karyawan, Cek Cara Ajukan JKP Untuk Tunjangan PHK 60% Gaji
Langkah Strategis Global
Dalam beberapa tahun terakhir, P&G telah: keluar dari pasar Argentina, restrukturisasi operasional di Nigeria, menjual merek Vidal Sassoon di China, dan melepas beberapa merek lokal di Amerika Latin dan Eropa.
Meski sekitar 90% produk P&G untuk pasar AS diproduksi secara domestik, perusahaan tetap mengimpor bahan baku, kemasan, dan sebagian produk jadi dari China, sehingga tetap rentan terhadap fluktuasi tarif.
P&G memperkirakan akan mencatat beban restrukturisasi sebesar US$ 1 miliar hingga US$ 1,6 miliar sebelum pajak, dengan sekitar 25% dari total biaya bersifat non-tunai.
Saham P&G sempat turun 1% di awal perdagangan Kamis. Dalam setahun terakhir, kinerja sahamnya relatif datar.