Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
MUMBAI. Ponsel pintar atau smartphone bikinan China laris manis di India. Ini tercermin dari penjualan Xiaomi Corp yang meraih pendapatan lebih dari US$ 1 miliar di India sepanjang tahun 2016 lalu.
Bloomberg melaporkan, Xiaomi mencatat pertumbuhan pengiriman ponsel pintar hingga 150% pada tahun 2016. Pada kuartal III 2016 saja, penjualan Xiaomi mencapai 2 juta unit. Pasca gagal menjadi produk terlaris lantaran gagal mencapai target penjualan di negaranya, Xiaomi fokus di pasar India.
Manu Jain, Chairman Xiaomi India mengaku gembira dengan pencapaian ini. Seperti dikutip India Today, Jain mengatakan, Xiaomi telah mencapai prestasi bersejarah dengan mencatat pendapatan lebih dari US$ 1 miliar. Padahal, Xiaomi baru dua tahun masuk pasar India.
"Pencapaian ini merupakan motivasi besar bagi kami untuk memberikan kualitas tertinggi," ujar Jain.
India merupakan pasar menarik bagi produsen smartphone di tengah penjualan global yang stagnan. Data dari International Data Corporation (IDC), pengiriman smartphone ke India tumbuh 11% menjadi 32,3 juta unit pada kuartal III 2016 dibandingkan tahun 2015.
Pengiriman yang ramai tertopang sejumlah musim penjualan online. Produk yang paling laris dalam penjualan online adalah Redmi 3S dan Redmi Note 3. Yang jelas, Xiaomi merakit ponsel dengan komponen lebih dari tiga perempat dari India.
Hal ini didorong program Pemerintah India yang mewajibkan produsen ponsel harus menggunakan komponen buatan India.
Hal ini menarik pesaing Xiaomi yakni Oppo yang menjadi juara pemimpin smartphone di China. Oppo berencana berinvestasi di India. Investasi di India diperkirakan mencapai 1,5 miliar yuan atau setara dengan US$ 217 juta.
Rencananya Oppo akan membangun pabrik perakitan di India yang mampumenghasilkan 50 juta unit smartphone. Tidak ketinggalan Apple juga ingin mencicip pasar smartphone di India.
Menghadapi gempuran pesaingnya, Xiaomi berencana memacu pemasaran lewat jalur off line alias penjualan langsung di toko dan memperluas kemitraan. Perusahaan yang baru beroperasi dua tahun di India ini menargetkan penjualan smartphone secara off line sebesar 10%