Sumber: Bloomberg | Editor: Rizki Caturini
KAIRO. Produksi minyak di Libia melorot hingga kurang dari 400.000 barel, sehari setelah perusahaan-perusahaan minyak asing menarik para pekerjanya dari Libia.
Pemimpin Perusahaan Minyak Nasional Libia Shorki Ghanem bilang, negara Timur Tengah bukannya berniat untuk melanggar komitmen dengan perusahaan asing dan meminta mereka untuk mengirim pegawainya kembali. Namun konsesi minyak dan gas ke perusahaan minyak seperti China, India dan Brasil untuk meningkatkan produksi, bisa terhenti jika kondisi seperti ini," katanya.
Tak sampai sejam setelah pernyataannya dalam sebuah wawancara tersebut, pesawat tempur dan kapal angkatan laut AS, Kanada, Prancis, Inggris dan Italia mulai melakukan pengeboman di Libia untuk menerapkan zona larangan terbang. Setelah sebelumnya, Muammar Khadafi menolak untuk melakukan gencatan senjata dan menyerang kubu pemberontak di Benghazi.
Instalasi minyak dan gas Libia, termasuk pusat produksi minyak utama di Ras Lanuf, rusak dalam pertempuran antara pemberontak dan tentara loyal Khadafi yang telah berlangsung sejak 17 Februari 2011 lalu.
Estimasi pasokan minyak harian dari Afrika, sebagai produsen minyak terbesar di dunia melorot 195.000 barel per hari menjadi 1,38 juta barel dari 1,58 juta barel pada bulan lalu.
Harga minyak kemarin melemah setelah rezim pemerintahan Libia sebelumnya mengatakan akan menghentikan operasi militer dan akan memulai pembicaraan dengan pemberontak. Minyak mentah untuk pengiriman April 2011 turun US$ 35 sen menjadi US$ 101,07 per barel di New York Merchantile Exchange. Sebelum, pengumuman itu, minyak sempat naik 2,2% menuju US$ 103,66 per barel.