kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

Produsen Baja China Gunakan Celah Tarif, Genjot Ekspor Billet ke Indonesia dan Turki


Kamis, 17 Juli 2025 / 20:44 WIB
Produsen Baja China Gunakan Celah Tarif, Genjot Ekspor Billet ke Indonesia dan Turki
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A labourer works at a cold-rolling mill of the Wuhan Iron & Steel Group on the outskirts of Wuhan, capital of central China's Hubei province August 22, 2006. REUTERS/Alfred Cheng Jin/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Produsen baja China tengah memanfaatkan celah tarif di sejumlah negara, termasuk Indonesia dan Turki, dengan meningkatkan ekspor produk setengah jadi berupa billet baja.

Strategi ini dilakukan untuk menghindari tarif impor yang dikenakan terhadap produk baja jadi, di tengah meningkatnya tekanan proteksionisme global.

Ekspor billet, baja setengah jadi berbentuk blok yang akan diproses lebih lanjut mencapai rekor 4,72 juta ton sepanjang Januari hingga Mei 2025.

Baca Juga: ISSC Soroti Serbuan Impor Baja dari Vietnam dan China, Desak Keadilan Regulasi

Volume ini melonjak tiga kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan mencakup hampir 10% dari total ekspor baja China, menurut data bea cukai.

Negara tujuan utama ekspor billet China meliputi Indonesia, Filipina, Arab Saudi, Italia, dan Turki semuanya menerapkan tarif terhadap baja jadi, tetapi tidak terhadap billet.

Situasi ini dimanfaatkan oleh eksportir China untuk tetap menyalurkan produknya ke pasar global, meski permintaan dalam negeri tengah melemah akibat lesunya sektor properti dan ekonomi domestik.

“Selama ekspor billet menguntungkan, produsen China akan terus mengirimkannya ke luar negeri,” ujar Tomas Gutierrez, Kepala Data di Kallanish Commodities, Kamis (17/7).

Baca Juga: IISIA Waspadai Ancaman Ganda bagi Baja RI: BMAD China dan Tarif Trump

Ia menyebut tren ini mulai menguat sejak musim gugur tahun lalu. Fenomena ini memicu kekhawatiran di dalam negeri.

Asosiasi Besi dan Baja China (CISA), yang didukung pemerintah, mendorong agar eksportir lebih fokus pada produk bernilai tambah tinggi.

Bulan lalu, asosiasi tersebut menyarankan pemerintah untuk membatasi ekspor billet guna menjaga nilai ekspor dan daya saing industri.

Sebagai respons, pemerintah China dikabarkan tengah mempertimbangkan pengenaan bea ekspor terhadap billet baja.

“Pemerintah sedang mendiskusikan kemungkinan pengenaan pajak ekspor terhadap billet, namun belum ada keputusan final mengenai besarannya,” ujar seorang sumber kepada Reuters.

Baca Juga: IMA: Diversifikasi Pasar Kunci Hadapi Bea Masuk Anti-Dumping China

Para analis dari Mysteel mencatat bahwa pertumbuhan ekspor billet juga didorong oleh praktik transshipment, di mana negara-negara Asia Tenggara mengimpor billet dari China, mengolahnya, lalu mengekspornya kembali ke pasar seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Namun, kebijakan tarif 50% yang diterapkan Presiden AS Donald Trump terhadap impor baja telah mengurangi insentif untuk ekspor ulang ke Negeri Paman Sam.

CISA mencatat bahwa nilai tambah billet sekitar 400–500 yuan lebih rendah dibandingkan produk baja jadi, sehingga peningkatan ekspor billet dinilai tidak menguntungkan secara strategis bagi industri nasional.

Selanjutnya: Saham Prajogo Pangestu dan Dian Swastika (DSSA) Berpeluang Masuk Indeks MSCI

Menarik Dibaca: Bikin Kenyang Lebih Lama, Ini 4 Manfaat Protein untuk Diet


Tag


TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×