kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Produsen Minyak AS Banjiri Pasokan Minyak di 2024


Senin, 11 Desember 2023 / 04:50 WIB
Produsen Minyak AS Banjiri Pasokan Minyak di 2024
ILUSTRASI. Produksi minyak negara ini diprediksi mencapai level tertingginya yang baru, yaitu 13,3 juta barel per hari.). REUTERS/Lucy Nicholson


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Tren pertumbuhan produksi minyak di Amerika Serikat (AS) kemungkinan bertahan hingga tahun 2024. Bahkan, produksi minyak negara ini diprediksi mencapai level tertingginya yang baru, yaitu 13,3 juta barel per hari.

Kenaikan pasokan dari AS tersebut dapat memberikan tekanan bagi negara penghasil minyak lain, seperti Arab Saudi, untuk dapat mengendalikan harga minyak mentah ke depan. Pasalnya, produksi minyak AS naik luar biasa pada tahun ini. 

Pada tahun depan, produksi minyak AS diprediksi akan kembali naik. Analis Rapidan Energy, seperti dikutip Bussines Insider, memperkirakan produksi minyak AS rata-rata akan mencapai 13,3 juta barel per hari tahun depan.

Baca Juga: Kementerian ESDM Sebut Target Lifting Minyak pada 2023 Tak Tercapai, Ini Penyebabnya

Angka ini naik dari rata-rata 2023 sebesar 13 juta. Bahkan proyeksi produksi tersebut di atas rekor produksi sepanjang masa saat ini, di 13,2 juta barel pada September lalu.

Kenaikan ini sejalan dengan rencana Exxon Mobil dan Chevron menaikkan anggaran belanja modal pada tahun depan. Kedua perusahaan migas tersebut akan mengucurkan lebih banyak dana ke Cekungan Permian, pusat produksi minyak serpih di AS.

Rekor pasokan minyak AS terjadi bersamaan saat negara OPEC+ berusaha menaikkan harga minyak. Beberapa ahli memperkirakan, rencana AS ini akan membuat Arab berbalik arah dan memilih kembali membanjiri pasokan minyak seperti yang terjadi di 2014. 

Doug King, Kepala Investasi Merchant Commodity Fund, mengatakan kepada Bloomberg, strategi OPEC terlihat rapuh dan rencana yang lebih logis adalah mengeluarkan pasokan untuk kembali menekan harga. Sementara itu, Rapidan Energy tidak melihat OPEC melakukan ini. 

Bob McNally, Presiden Rapidan Energy menuturkan kepada Business Insider, posisi pasokan dan permintaan masih sesuai perkiraan banyak trader, sehingga harga masih tinggi. Tapi merger Chevron dan Exxon yang membeli produsen minyak serpih bisa berdampak ke jumlah pasokan ke depan.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Turun, Pemerintah Belum akan Turunkan Harga Pertalite

Pertumbuhan belanja saat ini memang tak setinggi ketika perusahaan minyak berinvesatasi 100% di belanja modal. Kini mereka hanya anggarkan investasi 40%-50%.
 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×