Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. AstraZeneca (AZN.L) berpotensi menghadapi denda hingga US$4,5 juta di China akibat dugaan pajak impor yang belum dibayar terkait dua obat kanker andalannya, Imfinzi dan Imjudo.
Perusahaan farmasi asal Inggris ini mengungkapkan informasi tersebut dalam laporan keuangan kuartal keempatnya pada Kamis (8/2), seraya menegaskan bahwa mereka terus bekerja sama penuh dengan otoritas terkait.
Denda ini kemungkinan akan dikenakan jika AstraZeneca dinyatakan bersalah atas ketidakpatuhan pajak senilai US$900.000, dengan potensi hukuman mulai dari satu hingga lima kali lipat jumlah pajak yang belum dibayar.
Baca Juga: China Seret Trump ke WTO atas Kebijakan Tarif Kontroversial AS
Tantangan AstraZeneca di Pasar China
China merupakan pasar utama bagi AstraZeneca, tetapi perusahaan menghadapi berbagai tantangan dalam beberapa bulan terakhir. Pada Desember 2023, AstraZeneca menunjuk Iskra Reic sebagai Wakil Presiden Eksekutif Internasional menggantikan Leon Wang, yang ditahan oleh otoritas China pada Oktober.
Pergantian ini dilakukan dalam upaya menstabilkan operasi bisnisnya di negara tersebut.
Penahanan Wang memicu serangkaian pengungkapan lebih lanjut, termasuk fakta bahwa lebih dari 100 mantan staf penjualan AstraZeneca di China telah dijatuhi hukuman penjara akibat kasus penipuan asuransi kesehatan berskala besar.
Pada November 2023, AstraZeneca juga mengonfirmasi adanya penyelidikan ketiga di China yang melibatkan dua eksekutif senior saat ini dan dua mantan eksekutif terkait impor obat kanker dari Hong Kong. Namun, perusahaan menegaskan bahwa penyelidikan ini hanya menargetkan individu-individu tertentu dan bukan AstraZeneca secara keseluruhan.
Dampak terhadap Saham dan Proyeksi Keuangan
Berita penahanan Leon Wang sempat mengguncang harga saham AstraZeneca, menghapus sekitar US$18 miliar dari kapitalisasi pasarnya. Namun, sejak awal 2024, saham perusahaan telah pulih dan mencatat kenaikan sekitar 6%.
Baca Juga: Merek China Banjiri Pasar, Persaingan Industri Alat Berat Makin Ketat
Meskipun menghadapi tantangan regulasi di China, AstraZeneca tetap optimistis terhadap prospek bisnisnya. Perusahaan memperkirakan pendapatan tahun 2025 akan tumbuh dalam kisaran persentase satu digit tinggi (high single-digit percentage), sementara laba inti (core earnings) diproyeksikan meningkat dalam kisaran dua digit rendah (low double-digit percentage).
Menurut survei LSEG terhadap lebih dari 20 analis, AstraZeneca diperkirakan mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 6,5% pada 2025, dengan laba naik 12,6%.
Tantangan regulasi di China akan menjadi faktor utama yang diawasi oleh investor dan analis, terutama dalam kaitannya dengan keberlanjutan operasi AstraZeneca di pasar farmasi terbesar kedua di dunia tersebut.