Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pasar kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) global akan terus tumbuh di tengah meningkatnya permintaan dekarbonisasi sektor transportasi.
Riset Visual Capitalist memprediksi pasar kendaraan listrik akan tumbuh lima kali lipat menjadi US$ 95 miliar pada tahun 2028 dari US$ 17 miliar pada tahun 2019.
Para perusahaan otomotif top dunia melihat ini sebagai momentum yang sangat penting dengan menyiapkan investasi besar-besar.
Hingga tahun 2030, pabrikan mobil ternama global akan menggelontorkan hampir US$ 1,2 triliun atau sekitar Rp 18.600 triliun (asumsi kurs Rp 15.500) untuk memproduksi jutaan kendaraan listrik serta sekaligus investasi baterai dan bahan baku pendukung produksi.
Baca Juga: Kendaraan Listrik Bakal Meramaikan Ajang KTT G20 Bali
Proyeksi tersebut dididasarkan pada data publik dan proyeksi perusahaan perusahaan otomotif yang dianalisis Reuters seperti dikutip, Minggu (23/10).
Angka investasi kendaraan listrik ini melampaui proyeksi yang dibuat Reuters sebelumnya. Itu dua kali lebih tinggi dari perhitungan yang dilakukan tahun lalu.
Produsen mobil menargetkan akan membangun 54 juta kendaraan listrik berbasis baterai pada tahun 2030. Menurut analisis Reuters, itu akan mewakili 50% dari total produksi kendaraan.
Untuk mendukung kehadiran kendaraan listrik tersebut, para produsen otomotif dan mitra produsen baterai mereka menargetkan kapasitas produksi baterai sebesar 5,8 terawatt pada tahun 2030.
Tesla akan memimpin rencana investasi itu. CEO perusahaan ini, Elon Musk, sebelumnya telah menguraikan rencana agresifnya membangun 20 juta kendaraan listrik pada 2030 akan membutuhkan baterai benayak 3 terawatt.
Baca Juga: Inilah Harga Motor Listrik Viar, Selis hingga Smoot per Oktober 2022
Musk pada akhir Oktober lalu mengatakan Tesla sudah bekerja pada platform kendaraan yang lebih kecil yang ditargetkan dengan biaya setengah dari Model 3 dan Model Y.
Namun, Tesla belum sepenuhnya mengungkapkan rencana investasinya. Namun, peningkatan 13 kali lipat dari perkiraan 1,5 juta kendaraan yang diharapkan untuk dijual tahun ini tentu akan menelan biaya ratusan miliar dolar menurut analisis Reuters.
Pabrikan otomotif asal Jerman, Volkswagen, meski tertinggal di belakang Tesla, memiliki rencana ambisius hingga tahun 2030. Perusahaan ini menargetkan akan menginvetasikan lebih dari US$ 100 miliar untuk membangun portofolio kendaraan listrik globalnya, menambah kapasitas pabrik baterai baru di Eropa dan Amerika Utara serta mengamankan pasokan bahan baku utama.
Toyota akan menginvestasikan US$ 70 miliar untuk memproduksi kendaraan litrik dan memproduksi lebih banyak baterai. Perusahaan otomotif Jepang ini berharap bisa menjual setidaknya 3,5 juta kendaraan battery electric models (BEVs) pada tahun 2030.
Selain itu, Toyota telah merencanakan mengembangkan setidaknya 30 model kendaraan berbasis BEV dan menargetkan bisa mentransisikan seluruh Lexus ke baterai listrik selama hingga akhir dekade ini.
Adapun Ford Motor juga terus meningkatkan investasinya dalam pengembangan kendaraan listrik. Saat ini, investasinya sudah mencapai US$ 50 miliar untuk membangun pabrik baterai berkapasitas 240 gigawatt per jam bersama mitranya. Perusahaan ini menargetkan memproduksi sekitar 3 juta kendaraan BEV pada tahun 2030.
Baca Juga: Dorong Percepatan Kendaraan Listrik, Sejumlah Negara Berlomba Kucurkan Stimulus
Mercedes-Benz telah mengalokasikan setidaknya US$ 47 miliar untuk pengembangan dan produksi EV, hampir dua pertiganya untuk meningkatkan kapasitas baterai globalnya dengan mitra hingga lebih dari 200 gigawatt-jam.
BMW, Stellantis, dan General Motors masing-masing berencana untuk menghabiskan setidaknya US$ 35 miliar untuk berinvetasi pada produksi mobil listrik dan baterai.
Stellantis menyusun program baterai paling agresif yakni berencana membangun pabrik-pabrik baterai dengan kapasitas 400 gigawatt-jam dengan mitranya hingga tahun 2030. Diantaranya ada empat pabrik di Amerika Utara.