Sumber: Reuters | Editor: Hendra Gunawan
WASHINGTON. Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, akhirnya menyudahi program stimulus pelonggaran kuantitatif alias quantitative easing (QE), setelah enam tahun memompa uang ke perekonomian melalui pembelian aset demi menopang pertumbuhan. Pasar tenaga kerja AS yang membaik menunjukkan kepercayaan bagi pemangku kebijakan bahwa ekonomi AS pulih.
Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan dua hari, sebagian besar pejabat The Fed menolak proyeksi bahwa volatilitas pasar keuangan, meredupnya perekonomian Uni Eropa dan prospek melemahnya inflasi akan memperbesar pengangguran AS.
Dari berbagai indikator pasar tenaga kerja menunjukkan, jumlah pengangguran berkurang. "Para komite The Fed melihat kekuatan dasar yang membuat ekonomi AS membaik," ujar pernyataan panel kebijakan The Fed seperti dikutip dari Reuters.
Selain itu juga, The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga setelah program QE berakhir. Bank Sentral AS mempertahankan biaya pinjaman mendekati nol hingga memasuki tahun 2015.
Walaupun demikian, sejumlah spekulasi muncul bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan karena tanda-tanda pemulihan ekonomi AS sudah terlihat.
Tujuan utama The Fed mengucurkan stimulus pembelian obligasi bulanan adalah untuk menurunkan tingkat pengangguran. Pada Oktober 2009, angka pengangguran di AS mencapai 10,0%. Pada September 2014, angka pengangguran AS turun menjadi 5,9% atau 0,4% sedikit di atas perkiraan pejabat The Fed.
Berbagai indikator telah menunjukkan tekanan di pasar tenaga kerja perlahan berkurang. Kemudian, pengeluaran rumah tangga juga mulai meningkat. Begitupun juga dengan perusahaan yang terus melakukan ekspansi.
Perhatikan inflasi
Setelah pasar tenaga kerja mulai menunjukkan perbaikan, kini, The Fed akan fokus menangani perlambatan inflasi. Melemahnya inflasi di AS disebabkan paling besar oleh biaya energi. Harga minyak melorot 17% di tahun ini karena perekonomian global melemah.
The Fed menargetkan angka inflasi sekitar 2%. Namun, selama lebih dari 25 bulan terakhir berturut-turut, angka inflasi di AS selalu di bawah target. Pada Agustus 2014 lalu, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi hanya naik 1,5%.
Para pembuat kebijakan ingin mempertahankan tingkat minimum inflasi karena anjloknya harga bisa menunda belanja konsumen dengan harapan harga akan turun sehingga mengurangi permintaan domestik.
Investor pasar uang dalam beberapa bulan terakhir telah memberikan bobot lebih bahwa inflasi AS tidak akan meningkat sehingga memaksa The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih lambat.
Komite The Fed akan berupaya menjaga kestabilan harga. Diharapkan dengan kebijakan yang tepat, kegiatan ekonomi berkembang dengan kecepatan yang moderat. Para pemangku kebijakan AS yakin era inflasi di bawah 2% akan segera berakhir.