Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Prospek bisnis Apple Inc masih dibayangi ketidapastian ekonomi tahun ini. Salah satunya keterbatasan rantai pasokan akibat Covid-19 sehingga menghambat penjualan serta produksi perusahaan.
Apple memperkirakan kendala pasokan akan menelan biaya us$ 4 miliar hingga US$ 8 miliar sehingga menekan pendapatan selama kuartal saat ini. Ini menjadi peringatan bagi perusahaan yang membuat saham jatuh dan merusak hasil rekor yang baru saja dilaporkan perusahaan.
CEO Apple Tim Cook menyebut, kekurangan chip dan perang Ukraina - Rusia juga menyebabkan gangguan rantai pasokan.
“Kami tidak kebal terhadap tantangan ini, tetapi kami memiliki kepercayaan diri yang besar pada tim kami, dan produk serta layanan kami dan pada strategi kami,” kata Cook dikutip dari Bloomberg, Jumat (29/4).
Tim Cook berbicara tentang kekurangan pasokan ketika wawancara terkait saham Apple jatuh sebanyak 6,2% menjadi US$ 153,50 pada akhir perdagangan setelah pernyataan tersebut.
Baca Juga: Wall Street Naik Tajam, Terangkat Saham Meta dan Apple
Apple sebelumnya mengatakan kinerja kuartal I-2022 akan menjadi rekor, meskipun tingkat pertumbuhannya akan melambat untuk keseluruhan bisnis dan segmen layanannya. Walau akhir tahun lalu, penjualan Apple meledak, melebihi perkiraan Wall Street dengan pendapatan tertinggi sepanjang masa hampir US$ 124 miliar.
Mengikuti pola biasanya, Apple menggunakan laporan kuartal kedua perusahaan untuk meningkatkan dividen dan meningkatkan pembelian kembali saham. Dividen akan tumbuh 5% menjadi 23 sen per saham.
Perusahaan yang berbasis di Cupertino, California itu mengatakan pembatasan Covid di China telah memengaruhi permintaan di negara itu, tetapi permintaan yang lebih luas itu kuat. Dan itu bersaing dengan peningkatan inflasi dan penarikan dari Rusia setelah invasi negara itu ke Ukraina.
Analis memproyeksikan pendapatan kuartal ketiga sekitar US$86 miliar. Pada kuartal pertama, Apple menghasilkan US$ 50,6 miliar dari bisnis iPhone, yang menjadi sumber pendapatan terbesarnya. Itu dibandingkan dengan perkiraan rata-rata US$ 49,2 miliar.
Kendala pasokan terbaru tidak berpengaruh besar pada bisnis kuartal ini. Alhasil, penjualan naik 8,6% menjadi US$97,3 miliar pada periode tersebut, menandai rekor untuk kuartal bukan di musim liburan.
Analis telah memproyeksikan rata-rata Apple memperoleh US$ 94 miliar. Laba masuk pada US$1,52 per saham, dibandingkan dengan prediksi US$ 1,42, yang mengirim saham naik pada akhir perdagangan.
Baca Juga: Proyeksi Suram tentang Rantai Pasok Bayangi Rekor Pendapaatan dan Laba di Kuartal I
Penjualan dan laba fiskal kuartal pertama telah melampaui perkiraan analis, didorong oleh permintaan yang kuat untuk iPhone dan layanan digital, dan perusahaan mengumumkan pembelian kembali saham baru senilai US$ 90 miliar.
Perusahaan juga meluncurkan iPhone SE murah pada bulan Maret, berkontribusi terhadap penjualan pada kuartal terakhir. Tetapi iPhone 13 andalannya mungkin kurang menarik daripada iPhone 12 tahun sebelumnya, yang tak lebih sekedar pembaruan pada versi lama.